DENPASAR, BALIPOST.com – Populasi sapi Bali mulai tahun ini digenjot. Target pengembangan hingga di tahun 2025 mencapai 1 juta ekor.
Dengan pengembangan populasi sapi ini nantinya akan mengarah pada program swasembada daging hingga pengiriman sapi Bali ke luar pulau. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuwardhana mengatakan, target populasi sapi Bali sebanyak 1 juta hingga tahun 2025.
Hal ini merupakan substansi MoU yang dilakukan antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu. “Kami optimis hingga tahun 2025, Bali akan memenuhi target tersebut,” katanya.
Sampai saat ini, jumlah populasi sapi Bali mencapai 520 ribu, dengan jumlah sapi betina mencapai 200 ribuan. Untuk mencapai target pengembangan sebagaimana yang dilakukan MoU dengan Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian, diharapkan peraturan mengenai pemotongan sapi Bali produktif agar dilakukan pengurangan.
Gerakan membuntingkan sapi betina dengan system indukan wajib bunting juga akan digeliatkan kembali. Pengembangan 1 juta ekor sapi Bali ini bukannya tanpa halangan. Kendala yang utama saat ini adalah dalam pengadaan pakannya.
Ternak sapi di kalangan petani kesulitan akan bahan makan berupa rumput. Ke depan diperlukan sebuah terobosan alternatif lain dalam pemberian pakan ternak sapi.
Mengantisipasi kendala pakan ini, rencananya juga akan dibangun nantinya pabrik pakan sapi. Saat ini sedang dilakukan kajian untuk itu.
Rencananya pabrik pakan sapi ini akan dibangun dengan luas lahan 1 hektar lebih, menggunakan balai benih di Timpag. Pabrik ini nantinya akan mengolah jerami melalui fermentasi dengan molase.
Didampingi Kabid Peanekaragaman Konsumsi dan Kemanan Pangan, Ir. I Nyoman Suarta, Msi., dan Kabid Ketersediaan Distribusi dan Cadangan Pangan, Ir. Made Tresna Kumara, Wisnuwardhana menjelaskan bahwa selain MoU pengembangan Sapi Bali sebanyak 1 juta ekor, Pemerintah Provinsi Bali juga telah menandatangani MoU dalam bidang pertanian dan perkebunan. Untuk pertanian, dilakukan ekspor beras premium sebanyak 25 ribu ton, dan di sektor perkebunan berupa peningkatan ekspor tiga kali lipat jenis kopi 120 dan kakao sebesar 18 ton. (Agung Dharmada/balipost)