Gubernur Bali Wayan Koster. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster dinilai memiliki semangat yang luar biasa dalam menjaga dan melestarikan budaya Bali. Para seniman dan kreator-kreator seni pun terpacu untuk terus menunjukkan identitas dan jati diri budaya Bali kepada dunia luar.

“Teman-teman seniman harus mengawal beliau. Artinya mengawal itu bukan harus selalu mendukung. Tapi kalau Pak Gubernur ada sesuatu yang kurang, nah itu diingatkan,” ujar Pendiri Komunitas Kertas Budaya, Nanoq da Kansas usai menerima sertifikat Patakam Patram Budaya di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa (7/1).

Baca juga:  Diciutkan Jadi 40, Ini 9 OPD yang Dihapus

Menurut Nanoq, seniman harus berani memberi masukan sekaligus kritik kepada gubernur dalam mengawal budaya Bali. Terutama saat bentuk dukungan yang diberikan gubernur untuk kesenian dan seniman dirasa kurang pas.

Seniman dan pemerintah pada intinya mesti berkolaborasi dalam menjaga seni dan budaya Bali. “Kalau Pak Gubernur salah, bisa saja karena terlalu semangat, jadi diingatkan bersama-sama,” jelasnya.

Sejauh ini, Nanoq mengapresiasi kebijakan gubernur di bidang seni dan budaya. Seperti menggelar Festival Seni Bali Jani hingga melakukan sertifikasi terhadap komunitas/sanggar/sekaa seni di Bali. Pihaknya menunggu kelanjutan dari sertifikasi berupa bantuan untuk pengadaan fasilitas sanggar.

Baca juga:  Gubernur Koster Minta "Progress" Vaksinasi Dikebut

Penerima sertifikat hak cipta di bidang seni lukis abstrak kontemporer, I Nengah Wirakesuma mengatakan, Pemprov Bali khususnya gubernur telah memacu para seniman dan kreator-kreator seni di Bali untuk selalu berkarya lewat pemberian penghargaan maupun sertifikasi dan sertifikat hak cipta. Hal ini membuat para seniman dan kreator seni merasa bersyukur memiliki gubernur yang tahu betul tentang seni dan kebudayaan Bali.

“Bapak Gubernur melihat bahwa budaya Bali adalah budaya yang sangat luar biasa karena satu-satunya ada di dunia, tidak ada duanya sehingga budaya Bali bergandengan erat dengan kreativitas manusianya, agama, adat istiadat dan lingkungan dimanapun masyarakat itu berada,” paparnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Sudah Berbulan-bulan, Dua Kasus Ini Tak Kunjung Kelar Pemberkasannya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *