SEMARAPURA, BALIPOST.com – Komitmen pemerintah daerah dalam menangani sampah diapresiasi kalangan dewan, khususnya dalam program TOSS. Namun, seperti apa realisasinya lembaga dewan belum mendapat penjelasan lebih lanjut.
Ketua DPRD Klungkung A.A Gde Anom pun langsung meninjau lokasi TOSS Center yang sedang dipersiapkan di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Selasa (7/1) . Setelah melihat realitas fisik di lapangan, lembaga dewan rencananya akan memanggil Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung untuk rapat kerja guna meminta penjelasan lebih lanjut.
Usai meninjau langsung, Anom mengatakan hasil pembangunan fisiknya dilihat tidak optimal. Lokasinya juga dirasakan sangat rawan, berhadapan langsung dengan laut dan terjangan angin setiap hari cukup kencang dari arah selatan. Pilar dengan ring tidak nyambung. Pilar bahkan ada bengkok. “Kami ingatkan rekanan/kontraktor jangan mengerjakan asal-asalan. Kalau terjadi masalah, yang jadi korban juga masyarakat,” kata Anom.
Melihat realitas itu, pihaknya sudah mengagendakan minggu ketiga Januari akan memanggil seluruh pihak terkait untuk rapat kerja. Pihaknya tidak ingin ada ragam asumsi negatif dengan pemerintah berkaitan dengan rencana pendirian TOSS Center ini.
Terlebih TOSS Center dibangun di ruang terbuka. “Intinya kami ingin koordinasi lebih jauh dengan dinas terkait. Kalau mesinnya belum ada, bagaimana. Apakah baru dianggarkan 2020. Berarti tendernya baru April dan pelaksanaannya baru di perubahan. Kami selalu mendukung program pemerintah daerah, agar benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Bupati Suwirta mengatakan, tahun 2020 pihaknya memastikan bakal bekerja lebih maksimal dalam penerapan teknologi TOSS. Khusus TOSS Center Karangdadi, dikatakan tahun ini akan dianggarkan dana Rp 2,7 Miliar dan nantinya akan terdapat pusat belajar/learning center tentang TOSS.
Sampah yang datang ke lokasi, nantinya sudah dipilah lebih awal, dimana sampah plastiknya akan dibeli oleh swasta sedangkan sampah organik akan dicacah hingga menjadi serbuk. Namun, konsep sampah menjadi listrik tetap ada di TOSS Center.
Lahan tiga hektar juga sudah disiapkan untuk menjadi demplot memanfaatkan pupuk organik hasil olahan dari sampah, melalui metode Ozaki, Jepang. Harapannya semua sampah langsung diolah dan tidak ada sampah yang menumpuk. (Bagiarta/balipost)