DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di era kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati tampaknya memberikan perhatian besar terhadap geliat aktivitas sanggar/komunitas seni dan yayasan seni yang berkiprah di Bali. Selain menyediakan ruang yang lapang bagi para seniman untuk menunjukkan kepiawaiannya berolah seni, Pemprov Bali melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) juga memberikan beragam penghargaan kepada seniman dari berbagai bidang seni.
Setelah menganugerahkan Penghargaan Seni Kerthi Bhuwana Sandhi Nugraha kepada 40 sanggar/komunitas seni dan yayasan seni, Selasa (7/1), Pemprov Bali juga menyerahkan sertifikat Patakam Patram Budaya kepada 30 sanggar/komunitas seni dan yayasan seni. Selain Sertifikat Patakam Patram Budaya, pada kesempatan itu juga diserahkan sertifikat hak cipta atau Surat Pencatatan Perlindungan Ciptaan Bidang Seni untuk 33 karya dari 17 seniman.
“Ini salah satu wujud nyata perhatian dan penghargaan pemerintah untuk seniman-seniman Bali yang tak pernah lelah berkarya. Sanggar/komunitas seni yang menerima sertifikat Patakam Patram Budaya berarti sudah diakui, memadai, serta unggul dalam tata kelola dan manajemen. Saat ini, jumlah sanggar seni atau sekaa kesenian di Bali mencapai 3.000-an. Namun, baru 300-an sanggar seni atau sekaa kesenian yang sudah tersertifikasi,” ujar Kepala Disbud Provinsi Bali Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn.
Dikonfirmasi terpisah, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M. Hum. mengatakan, pemberian Sertifikat Patakam Patram Budaya tersebut tentu saja akan semakin memotivasi para penggiat seni untuk mengembangkan sanggar/komunitasnya serta menciptakan karya-karya seni yang jauh lebih berkualitas. “Sebagai akademisi di bidang seni, saya berharap pemberian penghargaan kepada para penggiat seni ini terus berlanjut,” ujarnya.
Menurut Arya Sugiartha, aktivitas berkesenian masyarakat Bali makin membuncah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pendirian sanggar/komunitas seni baru yang mayoritas digerakkan oleh seniman-seniman muda. Ditegaskan, fenomena kemunculan sanggar/komunitas seni baru ini sangat konstruktif dalam rangka penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali.
Tak kalah strategisnya, sanggar/komunitas seni inilah yang memerankan diri sebagai kawah candradimuka yang nantinya akan melahirkan seniman-seniman muda berkarakter kuat yang akan menjaga dan meneruskan kejayaan seni budaya Bali. “Dari sanggar/komunitas seni inilah kita berharap banyak munculnya barisan panjang generasi penerus kejayaan seni budaya Bali. Di sanggar/komunitas seni inilah proses kaderisasi dan regenerasi berlangsung. Semakin banyak ada sanggar/komunitas seni, tentunya semakin baik bagi upaya-upaya penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali,” tegasnya. (Sumatika/balipost)