BANGLI, BALIPOST.com – Senator DPD-RI Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III hadir di Desa Penglipuran saat upacara penutupan Festival Desa Penglipuran VII sekaligus memberikan sambutan dan motivasi pada masyarakat Desa Penglipuran, Bangli. Kehadiran Arya Wedakarna (AWK) tentu saja memberikan semangat pada warga Penglipuran yang sudah hampir selama sebulan lebih mengadakan festival untuk mengangkat ekonomi kreatif dan juga seni budaya Penglipuran.
Senator AWK menyatakan bahwa perkembangan Desa Wisata Penglipuran hingga menjadi Desa Terbersih di dunia pada tahun 2019 lebih banyak pada usaha jengah dari masyarakat adatnya. Ia pun memahami jika ada aspirasi agar Pemerintah Kabupaten Bangli ke depan membijaksanai jika ada keinginan agar dana restribusi tiket wisata yang kini mencapai Rp 4,7 miliar per tahun diberikan lebih untuk desa adat. “Memelihara desa tua dengan keberadaan parahyangan, palemahan dan pawongan ini sangat mahal dan perlu biaya yang cukup. Jika dilihat dari komposisi saat ini jelas menurut saya kurang maksimal,” ungkap Gusti Wedakarna.
Hal yang sama juga disampaikan oleh AWK saat hadir pada peringatan dua tahun peresmian Patung Dewi Danu di Desa Adat Songan, Kintamani, Bangli. Dalam acara yang digelar di Jaba Pura Ulundanu Songan ini, Senator AWK menyatakan rasa bahagianya, karena gagasan dirinya bersama Desa Adat Songan ini akhirnya membawa dampak positif bagi masyarakat Adat Songan yakni dengan semakin tumbuh-kembangnya ekonomi kreatif di wilayah sekitar patung.
“Patung Dewi Danu terbesar di Indonesia ini dibangun untuk mengingatkan umat Hindu akan pentingnya menjaga Ibu Semesta yakni Dewi Danu. Lingkungan hidup harus dijaga, pusat air harus dijaga dan astungkara sejak ada patung ini, ekonomi Songan menggeliat. Saya happy, kuliner Sukla sudah mulai ramai, homestay di mana–mana muncul dan boat milik masyarakat serta pokdarwis sudah mulai hilir-mudik di sekitar patung Dewi Danu. Ini pertanda baik. Semoga Songan dan Kintamani semakin maju,” ungkap Gusti Wedakarna. (Adv/balipost)