Penumpang turun dari pesawat menuju terminal kedatangan di Bandara Ngurah Rai. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST. com – Sepanjang 2019, pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengalami penurunan. Pihak pengelola bandara mencatat, penurunan itu mencapai 4 persen.

Diperkirakan ada empat faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan. Faktor itu adalah tarif tiket pesawat, bagasi berbayar, isu safety, dan moda transportasi.

“Saya belum pernah menemukan penelitian resmi terkait sebab penurunan ini. Tetapi dilihat dari beberapa kebijakan kemarin, sungguh terlihat dari keempat faktor tersebut,” kata Communication and Legal Manager Angkasa Pura I, Bandara Ngurah Rai Arie Ahsannurohim, Jumat (10/1).

Baca juga:  Puncak Kunjungan Wisatawan Domestik Masih Akan Terjadi

Ia menjelaskan masalah isu safety itu adanya pesawat yang jatuh sehingga konsumen sempat merasa khawatir. Kemudian masalah moda transportasi, jelas dia, sekarang ini banyak pilihan.

Seperti pengalaman perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) beberapa hari lalu, jauh lebih tinggi masyarakat menggunakan jalur darat. “Ini karena kemudahan transportasi. Sekarang banyak jalan tol, sehingga mempercepat jarak tempuh. Misalnya dari jakarta, mungkin kurang dari 24 jam sudah sampai di Bali. Biaya untuk sekeluarga lebih murah daripada mereka naik pesawat,” ungkapnya.

Baca juga:  Pemanfaatan Jalur Selatan Kurangi Kepadatan Jalur Udara

Ditambahkan Arie, data pergerakan di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama 2019 mencapai 155.334 pesawat. Sementara di tahun sebelumnya mencapai 162.623 pesawat.

Dengan demikian terjadi penurunan sebesar 4 persen. Kemudian untuk pergerakan pesawat domestik penurunannya sebesar 8 persen dan internasional mengalami peningkatan 1 persen. “Untuk tahun 2020 hingga 2026, kita fokus pengembangan kapasitas,” imbuhnya. (Pramana Wijaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *