DENPASAR, BALIPOST.com – Kemahiran Gek Cantik dalam membuat sarana upacara (mejejaitan) berupa canang sudah tidak diragukan lagi. Video tutorial cara membuat canang sering diunggah di media sosialnya, hingga viral.
Hal ini merupakan kegiatan positif untuk mengedukasi generasi muda Bali tetap mengajegkan budaya Bali. Tidak hanya cekatan membuat canang, ternyata pemilik nama lengkap I Gusti Ayu Cahya Dewi ini juga memiliki kemampuan olah vokal.
Terbukti, beberapa waktu lalu ia merilis single “Sing Terganti” yang diciptakan Gede Pranajaya. Bahkan, ini adalah single keduanya setelah single “Powerbank” yang dirilis pada Oktober 2018.
Ketertarikannya di dunia tarik suara berawal dari keisengan untuk memiliki karya musik. Keinginan tersebut direalisiasikan dengan membuat rekaman.
Apalagi, gadis cantik kelahiran Gianyar, 25 Februari 1996 ini mendapat dukungan penuh dari keluarga dan temen-temannya. Kendati demikian, Gek Cantik mengaku tidak memiliki keinginan atau target muluk-muluk dari kiprahnya di blantika musik pop Bali.
Ia ingin musik Bali tetap berjaya di rumah sendiri. “Awalnya sih karena hobi saja, dari hobi itu muncul keinginan saya,kenapa gak coba buat lagu ya. Di samping itu karna dukungan keluarga dan teman-teman,” ujar Gek Cantik, Sabtu (11/1).
Putri pasangan Ni Gusti Putu Luwes dan I Gusti Nyoman Ngurah (alm) ini tidak memungkiri sebagian besar orang memgenal sosoknya sebagai seorang gadis yang sering bikin canang. Padahal Gek Cantik mengaku tidak menyangka, karena awalnya hanya iseng saja untuk membuat video bagaimana bikin canang.
“Sekarang tiap pergi kemana-mana, ada saja yeng menegur saya, ini Gek Cantik yang bikin canang ya? Nah, karena orang sudah tahu saya karena mejejaitan, dari situlah saya ingin membuat rekaman lagu berbahasa Bali. Dua aktivitas ini menurut saya bisa dibilang berdekatan, sama-sama melestarikan seni dan budaya,” tandasnya.
Dengan dua aktivitasnya ini, Gek Cantik ingin seni dan budaya Bali kedepannya semakin berkembang dan diminati okeh generasi muda Bali. “Saya ingin memotivasi anak muda milenial agar mau belajar mejejaitan. Karena kalau bukan kita siapa lagi?” pungkasnya. (Winatha/balipost)