NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah petani cabai di Kabupaten Jembrana belakangan merasa was-was dengan perkembangan tanaman mereka. Pasalnya, saat harga cabai di pasaran berangsur-angsur naik, bahkan saat ini tembus harga di kisaran Rp 50 ribu per kilogram, justru tanaman mereka terkena serangan hama.
Seperti yang diungkapkan salah satu petani asal Dusun Pangkung Lip-Lip, Desa Kaliakah, Gusti Putu Wiarti. Wiarti belum lama ini mengungkapkan biaya yang dikeluarkan petani sia-sia ketika hama menyerang. Padahal saat ini harga jual cabai sedang bagus.
Bahkan hasil cabai mereka bisa dijual hingga ke luar Jembrana. Gusti Wiarti mengungkapkan sempat kaget dengan pertumbuhan cabainya tidak seperti biasanya. Ketika tanaman cabai akan mulai berbunga mengalami banyak gangguan.
Selain rumpun pada pucuk-pucuk daunnya mengalami keriting daun, juga munculnya hama berupa kupu-kupu hitam yang selalu muncul di bawah daun dan dahan-dahan pohon. “Sekitar umur satu bulan pertumbuhannya sangat bagus bahkan terlihat cukup subur. Tapi setelah 2 bulan justru daun-daunnya mulai kelihatan loreng ke kuning-kuningan,” keluhnya.
Wiarti mengaku sudah berupaya setiap malam mengamati dengan lampu penerangan. Ternyata pada pohon-pohonnya banyak terlihat seperti wereng warna hitam yang biasa terlihat di tanaman padi pada umumnya.
Mendapati itu, dua petugas dari Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POT) kecamatan Negara, Senin (13/1), melakukan pengecekan ke lokasi. Setelah melakukan pengecekan, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan, I Ngurah Nyoman Susanto dan I Made Kerta meminta kepada petani melakukan langkah-langkah kongkret dan preventif agar serangan hama tidak meluas. (Surya Dharma/balipost)