DENPASAR, BALIPOST.com – Berkat kerja keras BNNP Bali bekerja sama dengan stakeholder terkait dan masyarakat, Bali menduduki posisi teratas tingkat nasional terkait nilai indeks ketahanan diri (anti) terhadap narkoba. Meskipun saat ini baru 60 persen warga yang mendapat sentuhan atau sosialisasi bahaya narkoba.
“Masih 40 persen belum tersentuh. Untuk itu tahun ini kami gencarkan lagi dan tentu saja bekerja sama dengan komponen masyarakat,” ungkap Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa, S.H., Selasa (14/1).
Dalam memerangi barang terlarang ini, kata mantan Direktur Binmas Polda Bali ini, peran keluarga sangat penting. Pasalnya keluarga khususnya orangtua memegang peran penting dalam memberikan edikasi, spiritual dan skill. “Keluarga adalah sumber membangun jati diri dan karakte. Kalau dikombinasikan akan menjadi kekuatan untuk membentengi diri dari bahaya narkoba,” ucapnya.
Menurut jenderal bintang satu di pundak ini, supaya tidak terjerumus narkoba, anggota keluarga saling mengawasi, terutama para orangtua kepada anak-anaknya. Apalagi berbagai upaya dilakukan sindikat narkoba dalam melancarkan aksinya.
Mantan Kapolres Nunukan, Kalimantan Utara ini menyampaikan, dilihat dari data rehabilitasi berdasarkan domisili yaitu orang asli Bali 172 orang, pendatang 84 orang, orang luar lahir di Bali 17 orang dan orang asing 9 orang. Dengan demikian orang asli Bali harus menyadari kondisi ini dan melakukan antisipasi. “Sejak saya menjabat Kepala BNNP Bali telah membangun tiga BNNK yaitu, Buleleng, Karangasem dan Klungkung. Jadi apalabila masyarakat ingin koordinasi atau konsultasi sangat terjangkau. Mari kita bersama-sama memerangi narkoba dari segala lini,” pintanya. (Kerta Negara/balipost)