Putu Astawa. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata Provinsi Bali kini mengurangi cara-cara promosi konvensional dengan mendatangi langsung negara yang dituju. Namun lebih mengoptimalkan promosi pariwisata secara digital. Yakni dengan membuat konten promosi, baik berupa foto maupun video yang kemudian diposting secara online.

“Kita juga bekerjasama dengan industri untuk mengadakan famtrip. Jadi tour operator dari luar itu kita undang agar dia bisa memahami tentang kondisi kepariwisataan kita dengan harapan dia bisa menceritakan disana,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa ditemui di ruang kerjanya, Kamis (16/1).

Baca juga:  Petugas Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Senpi Ilegal

Selain tour operator, Astawa menyebut wartawan-wartawan dari luar negeri juga diundang untuk famtrip ke Bali. Teranyar, chef-chef dari India akan didatangkan ke Bali karena kunjungan wisatawan dari negara itu sekarang menunjukkan tren meningkat.

Oleh karenanya, mereka perlu disiapkan makanan sesuai dengan selera masyarakat India yang cenderung vegan. Dibandingkan upaya konvensional, promosi secara digital maupun fam trip dinilai lebih efektif dan tentu saja lebih hemat dari segi anggaran. “Semuanya tetap perlu, cuma tidak perlu harus semua negara. Kita pilih-pilih mana negara yang berkembang pasarnya atau yang mengalami penurunan,” jelasnya.

Baca juga:  Serba Digital di Workshop Standardisasi Penyediaan Informasi Pariwisata

Menurut Astawa, promosi utamanya menyasar negara-negara yang selama ini menjadi tradisional market Bali seperti Australia. Kemudian, negara-negara yang mengalami penurunan seperti Jepang.

Lalu negara yang pasarnya tengah berkembang seperti Tiongkok dan Eropa. Pihaknya secara khusus mengatensi Eropa karena kunjungan wisatawan dari sana cukup tinggi. Selain itu, length of stay mereka lebih lama dan spend of money atau pengeluarannya juga besar.

Baca juga:  RUU Penyiaran, Ada Dua Isu Masih Diperdebatkan

Astawa menambahkan, tahun ini promosi dianggarkan Rp 2,5 miliar. Dari alokasi tersebut, anggaran untuk promosi ke luar negeri termasuk secara digital mencapai Rp 1,2 miliar. Sisanya dipakai untuk melaksanakan festival-festival, antaralain Kintamani Chinese Festival pada 8 Februari mendatang dan festival makepung pada Agustus mendatang. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *