DENPASAR, BALIPOST.com – Julia Ratih Gita Dwiyana Sitompul (22) asal Badung, salah satu alumni program studi Bisnis Administrasi President University angkatan 2015 mengaku mengagumi keindahan kain tenun dan songket. Untuk itu ia merasa bangga ketika mengenakannya.
Menggunakan kain khas tanah air ini juga bentuk kecintaanya pada Indonesia. Kata Julia, tenun dan songket merupakan identitas budaya khas Indonesia.
Hal itu menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. “Tenun dan Songket Indonesia itu sangat spesial karena dibuat dengan penuh cinta dan filosofi,” kata Runner Up II Putra dan Putri Tenun Songket Indonesia 2019.
Selama mengikuti karantina dalam ajang tersebut, Julia mendapat banyak pengetahuan berharga mengenai komunikasi marketing, psikologi, fashion, attitude, serta tenun dan songket itu sendiri. Terpilih menjadi pemenang RU II, Julia berencana mempromosikan kain tenun dan songket Indonesia. “Saya percaya bahwa salah satu cara terbaik untuk melerestarikan tenun dan songket adalah dengan membentuk digital/online museum,” ungkap Juara Harapan II Puteri Dirgantara Indonesia 2017, 10 Besar Duta Generasi Berencana (Genre) Jawa Barat 2017.
Ia yakin dapat mengumpulkan koleksi database dari kain tenun dan songket di seluruh Indonesia. Karena dengan cara ini masyarakat Indonesia bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai kain tenun dan songket.
Selain itu, digital/online museum ini diharapkan juga dapat menjadi platform UMKM mempromosikan tenun dan songket yang mereka jual kepada kaum millenials. “Menjadi pemenang bukanlah hal yang penting bagi saya. Semua ini tentang tanggung jawab yang harus saya penuhi bersama teman-teman yang lain untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Tenun dan Songket Indonesia serta melestarikannya,” kata Julia. (Citta Maya/balipost)