NEGARA, BALIPOST.com – Bus sekolah bantuan Kementerian Perhubungan RI telah diterima tahun 2018 lalu, namun hingga kini belum dioperasikan. Salah satu pemicunya adalah anggaran operasional untuk uji coba melayani puluhan siswa di SMP Negeri 1 Negara dan rute.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa, Jumat (17/1), menyatakan, biaya operasional bus belum dianggarkan. Di samping itu, jalur trayek jemput dan antar siswa berubah. Awalnya hanya jalur lurus, namun karena adanya sistem zonasi yang diterapkan sekolah, maka rute menjadi semakin jauh memutar.
Hal itu berdampak pada estimasi waktu tempuh ideal dari semula hanya setengah jam menjadi dua kali lipat atau satu jam. ”Rencananya 25 siswa akan dilayani di SMP 1 Negara dengan perkiraan anggaran yang dibutuhkan Rp 400 ribu per siswa dalam setahun. Ini belum kami anggarkan, tetapi sudah dibahas,” ujarnya.
Menurutnya, bila sulit diterapkan, bus akan dialihkan untuk fungsi yang lain setelah melalui proses dan rapat dengan sejumlah pihak terkait. Bisa saja nantinya diterapkan di rute yang sesuai (tidak memutar) seperti beberapa sekolah di Melaya dan lainnya. (Surya Dharma/balipost)