DENPASAR, BALIPOST.com – Mengelola perpustakaan dengan koleksi ribuan buku bukanlah persoalan mudah. Bila terjadi salah kelola, perpustakaan tak ubahnya menjadi sebuah gudang buku.

Terlebih di era kekinian, berbagai layanan informasi disediakan dalam dunia digital. Minat generasi milineal pun semakin minim untuk datang ke perpustakaan.

Apalagi dunia kampus merupakan tempat komunitas muda yang kesehariannya tidak terlepas dari dunia digital. Hal ini menjadi tantangan pengelola perpustakaan kampus untuk kedepannya memperbaiki pelayanan dan koleksi buku perpustakaan sehingga dapat mempertahankan minat generasi muda untuk tetap datang ke perpustakaan.

“Manajemen dan sistem pengelolaan perpustakaan harus melakukan terobosan, harus berbenah sehingga perpustakaan masih memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Untuk itu pelayanan harus disesuaikan dengan standar perpustakaan nasional,” kata Kepala UPT Perspustakaan Universitas Udayana, Ketut Ayu Sanjiwani, SE.MH.

Baca juga:  Puan Sebut Mega Sudah Kantongi Nama Menteri

Pustakawan Unud ini mengatakan, selain mengikuti standar pelayanan perpustakaan nasional, terpenting dalam pelayanan bagi pengunjung perpustakaan adalah kita tidak boleh judes. Memberikan pelayanan harus ramah dengan memberikan 3S (senyum, salam, dan sapa) bagi setiap pengunjung perpustakaan.

Sementara menghadapi tantangan era digital saat ini, perpustakaan Unud telah melakukan inovasi dengan mengintegrasikan semua perpustakaan yang ada di lingkungan Kampus Udayana. Integrasi online ini sudah dilakukan di tiga tempat, yakni perpustakaan di Kampus Denpasar, Kampus bukit, dan kampus Sanglah.

Di samping ketiga tempat tersebut, integrasi online juga dirancang untuk perpustakaan di setiap fakultas, pasca, dan prodi. Integrasi online pada perpustakaan ini, untuk lebih memudahkan mahasiswa, dosen dan civitas akademik lainya untuk mencari buku.

Baca juga:  Ribuan Orang Ikuti Harmoni Indonesia 2018 Unud

Pemustaka sebelum datang ke perpustakaan kampus, sudah bisa terlebih dahulu melihat buku apa yang ingin dicari melalui katalog online terlebih dahulu. Setelah ketemu, di perpustakaan apa buku tersebut berada, pemustaka bisa langsung melakukan pemesanan, dan menyepakati untuk waktu pengambilan.

“Jadi mahasiswa tidak lagi bingung untuk datang ke perpustakaan mana guna mencari buku yang diinginkan. Melalui katalog online terlebih dahulu diketahui dimana buku tersebut berada, sehingga tidak perlu wara-wiri ke kampus Denpasar maupun kampus bukit,” katanya.

Terhadap minat baca mahasiswa ke perpustakaan, selama ini masih cukup tinggi. Rata-rata kunjungan perhari mencapai 500 orang, khusus di perpustakaan kampus bukit Jimbaran.

Baca juga:  "Gangga Pratistha," Upaya Mewariskan Tradisi Weda ke Kaum Milenial

Perpustakaan kampus Unud juga dilengkapi dengan WiFi. Perpustakaan kampus bukan saja menjadi tempat untuk membaca, melainkan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas.

Dengan koleksi buku yang ada di perpustakaan, mahasiswa dibantu dalam mengerjakan tugasnya. Di samping itu, perpustakaan yang dilengkapi taman internet ini juga sebagai tempat beristirahat sambil menunggu jam kuliah.

Layanan perpustakaan di Unud buka hingga pukul 19.00 wita. Untuk koleksi buku mencapai 87.041, belum lagi jurnal dan e-book online.

Jumlah keanggotaan sebanyak 37.471 orang, terdiri dari dosen, pegawai dan mahasiswa. Layanan integrasi online dalam pengelolaan perpustakaan kampus ini mengantarkan Unud meraih akreditasi A. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *