NEGARA, BALIPOST.com – Menjelang Pilbup Jembrana 2020, sejumlah elite partai politik (parpol) yang menggabungkan diri dalam koalisi Jembrana Maju yang diinisasi Partai Golkar belum menelurkan calon. Proses penjaringan yang dilakukan di masing-masing parpol koalisi yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, Nasdem, PKS dan Perindo masih berjalan.
Khusus di Golkar setelah seleksi, dari sembilan bakal calon yang mendaftar, tereliminasi tiga orang dan menyisakan enam orang. Seleksi ini masih dilakukan lagi menunggu pendaftaran di tim koalisi dan survei pada Februari mendatang.
Namun bibit-bibit perbedaan pendapat dalam parpol koalisi mulai muncul pascarapat antarparpol Minggu (19/1). Salah satu parpol yang tergabung dalam koalisi, PPP menilai proses yang dilakukan ini terlalu berbelit-belit.
PPP melalui Ketua DPC PPP Jembrana, Ahmad Halid dengan gamblang meminta agar proses tidak terlalu berbelit-belit. Padahal masing-masing parpol sudah memiliki kriteria yang tepat.
Pihaknya kurang setuju bila dilakukan lagi tahap pendaftaran calon di koalisi, karena akan menguras waktu. PPP pun mengaku sudah memiliki pilihan calon dari yang mendaftar di Golkar itu.
Bahkan bila nantinya calon yang menurutnya sudah pas tersebut tidak diloloskan dalam paket, ia pun akan menarik dukungan. “Kami gabung (dalam koalisi) karena pak Tamba (Nengah Tamba). Kami harap setelah nanti deklarasi koalisi agar (proses) segera,” terangnya.
Sebelumnya, tim seleksi bakal calon koalisi Jembrana Maju, I Gede Puriawan mengatakan untuk tahapan deklarasi nanti ada pembukaan pendaftaran calon koalisi. Dari masing-masing parpol yang tergabung koalisi nantinya akan mendaftarkan yang sudah lolos itu.
Hal ini juga membuka kemungkinan ada tokoh lain mendaftar di luar dari jalur pendaftaran parpol gabungan itu. Koalisi menargetkan pada Maret nanti sudah ada paket calon dan rekomendasi dari masing-masing induk partai. (Surya Dharma/balipost)