Mayat orok perempuan ditemukan di penyewaan garasi mobil. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dua tahun terakhir setidaknya terjadi 13 kasus buang orok di wilayah Polresta Denpasar dan paling banyak terjadi di wilayah Denpasar Selatan (Densel). Dari belasan kasus tersebut, dominan belum terungkap dan mayatnya bayinya ditemukan mengambang di sungai.

Kenapa kasus tersebut sulit diungkap? “Mayat orok tersebut kebanyakan ditemukan di sungai. Artinya, kemungkinan hanyut dan terdampar di wilayah Densel. Kami tahun lalu mengungkap dua kasus pembuangan orok,” tegas Kapolsek Densel Kompol
I Nyoman Wirajaya, Rabu (22/1).

Baca juga:  Disidak, Mayoritas Rumah Tinggal WNA di Serangan Kosong

Kompol Wirajaya mencontohkan kasus penemuan mayat orok di bibir pantai Grand Bali Beach (GBB), Sanur. Kuat dugaan orok tersebut terbawa arus air laut dan terdampar di TKP. “Hasil pemeriksaan forensik kemungkinan dibuang seminggu sebelum ditemukan. Itu dilihat dari lebam mayatnya,” ucap mantan Kapolsek Kuta ini.

Pihaknya sudah berupaya melakukan penyelidikan. Bahkan Bhabinkamtibmas diperintahkan untuk mengecek warganya sedang hamil dan tiba-tiba perutnya kempes. Selain itu penyelidikan juga dilakukan ke mess atau kos karyawan tempat hiburan malam. “Hasilnya nihil. Kemungkinan dibuangnya di wilayah lain, terdamparnya di sungai wilayah Densel,” tegas mantan Kapolsek Ubud, Gianyar ini. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Dari Pergerakan Sektor Penerbangan Meningkat hingga Soal Varian Omicron
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *