DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus pembuangan bayi di Bali setiap tahunnya selalu ada. Nasib bayi ini ada yang ditemukan meninggal atau dalam kondisi hidup. Di sisi lain, Bali masih belum banyak memiliki panti perawatan bayi sehingga tidak sedikit masyarakat bingung ke mana membawa bayi telantar untuk dirawat.
Alhasil, ada bayi yang berbulan-bulan dirawat di rumah sakit, padahal lingkungan rumah sakit tidak sehat untuk pertumbuhan bayi. Dari latar belakang inilah, Yayasan Sayangi Bali terbentuk.
Sejak beroperasi dari tahun 2011, Yayasan Sayangi Bali telah merawat 30 bayi telantar. Bayi-bayi ini kebanyakan ditelantarkan ibunya di rumah sakit ataupun dibuang di berbagai lokasi seperti tempat sampah, jalan, atau di depan rumah orang.
Ketua Yayasan Sayangi Bali Dewa Putu Wirata, Selasa (21/1), mengatakan saat ini Yayasan Sayangi Bali merawat 5 bayi yang ditelantarkan oleh orang tuanya. “Dari tahun 2011 sampai 2019 ada 30 bayi yang kami rawat. Sekarang ada 5 bayi, sebab lainnya sudah diadopsi,” ujarnya.
Bayi-bayi yang dirawat di yayasan ini adalah mereka yang dibuang di rumah sakit maupun di jalanan. Sejauh ini tidak ada bayi yang diserahkan ke yayasan secara sukarela oleh orang tuanya.
Menurut Dewa Wirata, jika ada ibu yang menyerahkan bayinya ke yayasan untuk dirawat, pihak yayasan tidak bisa langsung menerimanya. Akan dilihat dulu kasus dan alasannya.
Jika masih bisa difasilitasi dan dicari jalan ke luarnya, maka yayasan mengusahakan agar sang bayi tetap dalam perawatan orang tuanya. Apabila memang sudah tidak ada jalan ke luar, barulah dirawat yayasan. (Wira Sanjiwani/balipost)