DENPASAR, BALIPOST.com – Festival perayaan Imlek di Bali yang diberi nama “Kintamani Chinese Festival” tetap akan digelar sesuai jadwal, 8 Februari. Target wisatawan yang disasar, yakni asal Tiongkok, diharapkan juga bisa tercapai meskipun saat ini virus Corona sedang merebak di Cina.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) IB Agung Partha Adnyana, Kamis (23/1) mengatakan, dengan merebaknya virus Corona, ia mengaku sedang membahas hal tersebut bersama stakeholders lain. Meski demikian, event tetap berjalan, hanya saja pengawasan turis Tiongkok yang datang lebih diperketat.
Koordinasi dengan stakeholders yang terkait, seperti dinas kesehatan juga lebih diperkuat. “Tidak ada pengaruh corona terhadap pariwisata Bali. Cuma kita antisipasi dengan tetap siaga, kita tidak mau mengambil risiko dengan adanya virus baru yang belum ada obatnya ini,” sebutnya.
Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik, akan mudah mendeteksi wisatawan, terutama wisatawan Cina dan wisatawan dari negara terpapar virus corona. “Jika terlalu berbahaya kita sterilkan aja. Tapi kalau ada wisatawan yang dicurigai terinfeksi virus itu, ya kita kembalikan,” tandasnya.
Sikap dan upaya yang dilakukannya ini diklaim untuk mengantisipasi dampak jangka panjangnya. Apalagi Bali merupakan daerah pariwisata dunia, yang tidak hanya kedatangan tamu dari Cina, juga dari Amerika dan Eropa. “Dengan kasus ini, bisnis pariwisata akan bisa terganggu jangka panjangnya. Karena Bali kan pariwisata internasional, tidak hanya Australia dan Cina tapi ada negara lain yang datang. Kalau sampai di Bali, ketahuan banyak orang Cina dan virus itu merebak, yang lain dikhawatirkan enggak mau datang ke Bali, semuanya rugi. Mending kita antisipasi dan perkuat penanganan, sehingga wisatawan yang lain masih bisa datang dengan aman,” pungkasnya. (Citta Maya/balipost)