Pekerjaan
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi Bali selalu di atas rata-rata nasional. Artinya penduduk Bali lebih sejahtera.

Ironisnya, perekonomian yang baik tidak berkorelasi dengan kualitas sumber daya manusia. Salah satu indikatornya persentase penduduk berpendidikan rendah justru tinggi. Hampir 40 persen lebih penduduk Bali tidak berijazah dan hanya lulusan Sekolah dasar.

Jika pertumbuhan ekonomi nasional stagnan di angka 5 persen, Bali rata-rata berada di angka di atas 6 persen. Ini menunjukkan bahwa Bali memiliki tingkat ekonomi di atas rata-rata nasional.

Ini berarti pula tingkat kesejahteraan penduduk di atas rata-rata nasional. Pariwisata menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan sekitar 21 persen dari total produk domestik regional bruto.

Baca juga:  ASN Gianyar Tandatangani Pakta Integritas Bijak Bermedsos dan Netral Pada Pemilu 2024

Tingginya tingkat kesejahteraan biasanya berkorelasi terhadap kualitas sumber daya manusia. Logikanya, dengan kemampuan ekonomi yang baik, akses terhadap pendidikan lebih memadai. Artinya kesempatan mengenyam pendidikan tinggi akan jauh lebih besar.

Realitanya ternyata cukup memprihatinkan. Tingkat pendidikan penduduk Bali masih didominasi lulusan sekolah dasar yakni diangka 21 hingga 27 persen dari total penduduk. Bahkan jika digabungkan dengan penduduk yang tidak memiliki ijasah yang berada di angka 14 hingga 19 persen, maka penduduk kurang berpendidikan dikisaran 43 persen dari total jumlah penduduk Bali.

Baca juga:  Polisi Amankan Puluhan Telur Penyu

Tingkat pendidikan memang menjadi salah satu indikator penting kualitas SDM.  Mereka yang mengenyam pendidikan dengan baik, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Selanjutnya, dengan kualitas SDM yang memadai,  kemampuan untuk menolong diri sendiri dan lingkungan juga akan lebih besar.

Kualitas SDM yang baik menguatkan akses dan penguasaan  sumber-sumber ekonomi. Dalam konteks Bali, realita menunjukkan bahwa kini semakin banyak sumber-sumber ekonomi yang tidak lagi dikuasai penduduk Bali. Ini menjadi sinyal pembenaran bahwa kualitas SDM Bali memang masih rendah.

Baca juga:  Merdi Sihombing : Masker Jadi Wajah Kedua

Rendahnya kualitas SDM Bali jelas menjadi persoalan mendasar yang harus dituntaskan. Potensi untuk menemukan solusi cukup besar karena tingkat kesejahteraan ekonomi yang telah memadai.

Kini masalah utama mendorong peningkatan kualitas SDM terletak pada soal mentalitas manusia Bali. Dengan kemajuan ekonomi, justru yang muncul adalah menguatnya mentalitas manja yakni enggan bersekolah tinggi dan enggan bekerja keras. (Nyoman Winata/balipost)

Ulasan mendalam mengenai kualitas SDM Bali dapat dibaca di Harian Bali Post Jumat 24 Januari 2020.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *