Beberapa ekor babi yang diternakan warga . (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kematian ternak babi dalam waktu 1 bulan terakhir pada peternakan di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar menunjukkan adanya peningkatan. Terakhir, puluhan babi milik peternak di Jegu, Tabanan mati karena sakit.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., Kamis (23/1), berdasarkan hasil kompilasi laporan dari Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Tabanan sampai dengan tanggal 22 Januari 2020, secara kumulatif jumlah babi yang mati sekitar 606 ekor. Gejalanya, demam tinggi, kulit kemerahan pada daun telinga dan bagian tubuh lainnya, muntah, diare dan diakhiri dengan kematian.

Baca juga:  Kembalikan Kesucian dan Keagungan Pura Besakih, Penataan Mulai 2020

Terhadap beberapa kasus kematian ternak babi tersebut, dikatakan dinas terkait, baik Provinsi dan Kabupaten Badung telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar untuk melakukan investigasi secara terpadu ke lokasi kasus. JUga melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium.

Berdasarkan informasi dari BBVET Denpasar, hasil pengujian sedang berproses untuk dikofirmasikan dengan BBVet Medan.

Kondisi ini telah menimbulkan kerugian pada peternak. Di samping kerugian ekonomi juga berdampak psikologis dan kepanikan pada peternak lain disekitarnya dengan menjual ternak babi dengan harga murah.

Baca juga:  Ribuan Warga Canggu Tolak Eksekusi Pura Pasek Gaduh

Kondisi tersebut perlu dicegah dengan melakukan tindakan cepat dengan melakukan penelusuran terhadap penyebab kasus tersebut serta melakukan edukasi kepada masyarakat peternakan babi. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *