DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah siswa di beberapa sekolah mengalami kerauhan. Kondisi ini dikarenakan mereka diganggu mahluk halus sejenis bhutakala cuil.
Kehadiran bhutakala cuil disebabkan lahan tersebut belum pernah diadakan upacara pembersihan secara niskala dengan caru nawa gempang. Sebab lahan yang belum pernah diprateka memunculkan bhuta cuil yang tugasnya menampakkan mahluk aneh guna mengganggu siswa atau penghuninya.
Upacara inilah yang dilakukan di SMK PGRI 3 Denpasar belum lama ini. Prosesi dipuput Ida Pedanda Putra Lor Singarsa dari Geriya Buduk, Badung.
Upacara caru nawa gempang, menurut Ida Pedanda Putra Lor Singarsa, bertujuan melakukan pembersihan sekala lan niskala. Segala jenis leteh dan energi negatif atau buthakala di sembilan penjuru lahan sekolah.
Energi negatif tersebut bisa berupa kehidupan lalu yang belum pernah diprateka atau pernah terjadi masalah lain pada penghuni sebelumnya. Jika tidak diprateka, akan mengundang kehadiran bhuta cuil yang bertugas menampakkan hal-hal aneh kepada penghuninya. Inilah yang dikhawatirkan akan muncul di sekolah jika tak lebih awal diupacarai.
Upacara ini, kata Ida Pedanda, sangat penting artinya pada lahan-lahan baru yang belum pernah diprateka atau diupacari. Apalagi lahan itu bekas lahan sengketa dan lama dikosongkan sehingga banyak mengundang mahluk halus.
Kepala SMK PGRI 3 Denpasar Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M., membenarlan karya ngenteg linggih dan macaru nawa gempang serta wrespati kalpa dilakukan karena lahan sekolah ini dulu lama tak digunakan alias ditelantarkan. Hal ini dilakukan agar energi negatif tak mengganggu warga sekolah.
Makanya semua energi negatif di seluruh penjuru diprateka oleh sulinggih kemudian dilarung ke laut. Dengan demikian siswa dan guru belajar dan bertugas dengan aman dan nyaman. (Sueca/balipost)