DENPASAR, BALIPOST.com – Seluruh provinsi dan kota di China telah melarang warganya bepergian ke luar negeri karena adanya wabah Corona. Larangan itu dikeluarkan pada Jumat (24/1) dan berdampak pada pembatalan kunjungan.
Menurut salah satu anggota Asita Bali dari Divisi Mandarin, Bali Liang, yang enggan disebutkan namanya, sampai hari ini seluruh travel agent di China sudah dilarang memberangkatkan warga ke luar negeri, termasuk ke Bali. “Mulai tanggal 27 dan 28 Januari 2020 sudah tidak boleh ada lagi yang datang ke Bali,” tegasnya dihubungi Minggu (26/1).
Ia juga belum bisa menyebutkan jumlah pembatalan kunjungan ke Bali. Yang jelas jumlah kunjungan yang akan ke Bali pada periode ini meningkat 2- 3 kali lipat dari hari-hari normal.
Kasus corona ini membuat kunjungan ke Bali semua dibatalkan. “Sudah pasti semua travel agent di Bali mulai tanggal 27 sudah tidak ada tamu datang lagi,” ujarnya.
Ia belum bisa memastikan sampai kapan Pemerintah China melarang warga negaranya ke luar negeri. Dampaknya, kata sumber tersebut, kerugian materi. Karena hotel, transportasi dan restaurant sudah dipesan dan dibayar. “Itu kerugian untuk kita jumlahnya besar sekali. Tapi jumlahnya berapa, kita belum bisa kita tahu ya,” sebutnya.
Dana yang sudah dibayarkan tersebut pun, ia belum bisa mengetahui apakah akan dikembalikan oleh pihak hotel, transportasi ataupun restaurant. Ia hanya bisa berharap dari asosiasi maupun pemerintah bisa membantu pelaku usaha perjalanan wisata dalam kondisi ini.
Ada 100 anggota Bali Liang dan yang aktif 50an perusahaan. “Semua perusahaan tersebut sudah menerima bookingan tamu, dan semua sudah dicancel groupnya, mereka tidak boleh ke luar negeri sehingga kita kan mengalami kerugian, sudah bayar hotel, sudah bayar restaurant,” bebernya.
Ia kembali mengaskan gabungan travel agent di China sudah melarang warga mereka, tidak boleh ke luar negeri dan berwisata mulai 27 Januari 2020. Tidak hanya melarang Bali tapi juga ke Jakarta dan negara lain.
Mereka mulai memesan perjalanan wisata sejak sebulan yang lalu dan semua group sudah final. Mengingat ada momen Chinese New Year sehingga persiapan wisata jauh hari direncanakan. “Mereka libur panjang mulai tanggal 22 Januari sampai tanggal 31 Januari,” ungkapnya.
Ia mulai menerima berita pembatalan sejak Sabtu (25/1) dari 12 provinsi yang sudah mengirimkan surat pernyataan. Per hari ini, Minggu (26/1) dari seluruh travel agent di China telah melarang warga negaranya ke luar negeri.
“Memang kami saat ini sangat kesulitan karena uang yang sudah dibayarkan ke hotel lumayan banyak. Sedangkan karena distop begini, dari Chinanya kita engga tahu kapan akan dibayarkan. Jadinya kita sangat terpuruk sekali. Tapi apa boleh buat, karena ini musibah, bencana, jadi tidak bisa dihindari,” ungkapnya.
Ia pun menunggu kapan wabah virus corona akan selesai. Berharap turis Tiongkok bisa berkunjung ke Bali, berharap secepatnya kondisi bisa pulih. (Citta Maya/balipost)
Koc kerugian yg lebih di khawatir kan, org blm dtg htl resto jg ga rugi, kan bs di di minta balik, ini jg bkn karna sengaja, tp mmg seluruh dunia jg lg panik virus corona yg dtg cina,..jgn hanya pikir untung nyawa jd ga berharga..emg resto dan hotel mau tampung turis dr cina skg, ada yg mau ga? Bego…virus skali msk bali, jgn kan mau cr untung 1 bali bs lumpuh total kya cina nanti..otak kmna ya..koc rugi yg di ributin
Malah mikirin untung rugi lg, serakah amat! Yg penting ekstra waspada & ekstra ketat dlu, drpd nyesel kemudian hr, klo virus udh menyebar luas yg mampus bkn cm loe² doang! Mana gak ada obatnya lg.
Kalo untung gak pernah koar2
Mana ada Hotel, Restaurant, Transport gak mau ngerti masalah begini.
Pastilah dana nya aman, paling tidak bisa dibuat deposit buat group2 selanjutnya
Kalo keuntungan besar belum bisa diraih jangan sebut itu kerugian.
Ini masalah kemanusiaan, jangan mikir rugi rugi rugi melulu