DENPASAR, BALIPOST.com – Dampak virus Corona Baru yang dikenal dengan novel coronavirus (2019-nCoV) semakin mengkhawatirkan. Sudah ada 12 negara yang dinyatakan terinfeksi virus yang menyerang organ pernafasan ini.
Pariwisata Bali nampaknya akan kembali terpukul mengingat China, negara dimana virus paling banyak mewabah, merupakan pemasok wisatawan terbanyak bagi Bali. Pariwisata Bali siap-siap kembali memasuki masa jeda.
Bali telah beberapa kali memasuki masa jeda pariwisata, yakni kondisi dimana jumlah kunjungan wisatawan stagnan bahkan menurun. Terakhir masa jeda terjadi pada tahun 2017 saat erupsi Gunung Agung melanda Bali.
Masa jeda terparah dialami tahun 2001 hingga 2005 ketika berturut-turut Bali dihantam Bom Bali 1 dan 2 serta wabah SARS. Kini, akibat merebaknya novel coronavirus, Bali sebagai daerah yang menggantungkan ekonominya dari sektor pariwisata dipastikan akan terdampak.
Namun kondisi yang lebih mengkawatirkan untuk kali ini dapat terjadi, mengingat China dalam beberapa tahun terakhir menjadi pemasok wisman terbanyak ke Bali. Tahun 2019 misalnya hampir 26,9 persen wisman yang ke bali berkewarganegaraan China, menjadi nomor dua terbanyak setelah Australia.
Sementara di tahun 2018, China menjadi pemasok terbanyak nomor satu dengan angka mencapai 1,29 juta orang. Jika wabah Novel Coronavirus baru tidak segera mereda, dipastikan wisman dari China akan menyusut.
Ini berarti secara kuantitas Bali bisa mengalami pertumbuhan minus di tahun 2020. Dampaknya pertumbuhan ekonomi Bali akan semakin menurun, mengingat pariwisata penyumbang utama pendapatan domestik regional bruto bagi Bali. (Nyoman Winata/balipost)
Ulasan lebih lanjut mengenai dampak coronavirus bagi pariwisata Bali dapat dibaca di Harian Bali Post Senin, 27 januari 2020.