MANGUPURA, BALIPOST.com – Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengajak warga menjaga nilai-nilai kesucian Balai Banjar sebagai tempat untuk menghasilkan keputusan dan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini ditegaskan Wabup Suiasa disaat menghadiri Karya Mupuk Pedagingan Wraspati Kalpa Agung Pedudusan Alit lan Ngenteg Linggih bertepatan dengan tilem sasih kepitu bertempat di Br. Umahanyar Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal, Jumat (24/1).
Karya yang dipuput oleh Ida Pedanda Griya Jadi Kediri dan Ida Pedanda Griya Tunjuk Tabanan diawali dari tanggal 29 Desember 2019 yang lalu dan puncaknya akan jatuh pada tanggal 25 Januari 2020. Dalam pelaksanaan karya tersebut Wabup Suiasa melakukan persembahyangan di Padmasana Pura Melanting sebagai simbol upacara saksi yang disertai dengan menyerahkan dana upacara dari Pemkab Badung sebesar Rp 450 juta kepada manggala karya dan disaksikan oleh seluruh masyarakat setempat.
Wabup Suiasa dalam sambutannya mengungkapkan selaku Guru Wisesa merasa bangga karena masyarakat sudah mampu melaksanakan Swadharma yang utama ditataran kehidupan beragama. Wabup juga menghimbau masyarakat untuk menumbuhkan sifat saling menghargai satu sama lain. “Dalam Agama Hindu kita mengenal tiga konsep keseimbangan yang harus diterapkan untuk mencapai kedamaian dan keharmonisan yang disebut dengan Tri Hita Karana, antara lain Tata sukerta agama, tata sukerta pawongan dan tata sukerta palemahan. Upacara yang dilaksanakan krama Br Umahanyar Darmasaba masuk dalam konsep tata sukerta agama yaitu menjaga hubungan manusia dengan Sang Hyang Pencipta dengan mempersembahkan banten sebagai sarana wujud bakti atas segala karunia dan berkah yang sudah dilimpahkan kepada semua warga,” imbuh Wabup.
Ia menekankan dalam setiap kegiatan upacara yadnya, masyarakat dan pemerintah harus bersatu agar tujuan yadnya untuk menciptakan kedamaian kemakmuran dan kebahagiaan di dunia bisa tercapai.
Sementara itu Ketua Panitia Karya I Made Sukiasta melaporkan upacara Mupuk Pedagingan Wrespati Kalpa Agung Pedudusan Alit lan Ngenteg Linggih ini digelar setelah rampungnya pembangunan fisik Balai Banjar dan Pura Melanting Banjar Umahanyar. Upacara ini melibatkan semua elemen masyarakat serta mengedepankan semangat ngayah sebagai wujud bakti ke hadapan Ida Betara Begawan Penyarikan dengan menghabiskan dana sebesar Rp 750 juta rupiah yang bersumber dari urunan masyarakat.
Dijelaskan pula tujuan dilaksanakannya caru Wraspati Kalpa guna mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam lingkungan. Bahwa untuk menjamin terwujudnya tujuan hidup agar mendapatkan Dharma, Artha, Kama dan Moksha, terlebih dahulu harus melakukan Butha Hita. Butha Hita artinya mensejahterakan lingkungan dengan merawat lima unsur alam yang disebut panca maha butha (tanah, air, api, udara dan ether). “Kalau kelima unsur alam itu berfungsi secara alami, maka akan tercipta kedamaian dunia,” katanya.
Karya tersebut turut dihadiri oleh anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, anggota DPRD Kabupaten Badung I Putu Alit Yandinata dan Ni Luh Putu Sekarini, Camat Abiansemal IB Mas Arimbawa, Kapolsek Abiansemal Kompol IB Mertayasa, Bendesa adat Tegal beserta tokoh masyarakat setempat. (Adv/balipost)