MANGUPURA, BALIPOST.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengadiri upacara Pelebon Ida Pedanda Nyoman Temuku, Griya Cebaang Giri Kusuma, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan Gianyar, Senin (27/1). Turut mendampingi Anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, Kabag Humas Badung I Made Suardita.
Nampak hadir pula Penglingsir Puri Ubud, Puri Gianyar, pasemetonan pura dan griya seluruh Bali. Bupati Giri Prasta didampingi Anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta berkesempatan memanjatkan doa disisi layon Ida Pedanda, sebagai bhakti penghormatan terakhir.
Selanjutnya Bupati menghaturkan punia Rp 25 juta yang diterima oleh istri almarhum, Ida Pedanda Istri Agung. Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam kesempatan tersebut mengucapkan duka cita yang mendalam atas berpulanngya sulinggih yang juga sekaligus tokoh spiritual. “Bali kehilangan tokoh spiritual Ida Pedanda Nyoman Temuku. Beliau adalah tokoh spiritual yang menggerakan kekuatan alam dan manusia dengan istilah ‘wariga’ (dedauhan/waktu) dimana dengan konsep ini kita diberikan jalan bagaimana menjalani roda kehidupan dengan perputaran waktu sehingga dapat menentukan kapan hari baik untuk menentukan tujuan,” ungkap Bupati Giri Prasta.
Di samping itu pula sambungnya, beliau (Ida Pedanda) tetap mengarahkan kepada umat sedharma, khususnya Hindu bagaimana melaksanakan adat, agama, seni dan budaya yang ada di Bali ini. Beliau mewajibkan umat Hindu bersama-sama melestarikan dan bagaimana pula diberikan konsep yang betul-betul sakral tidak boleh diganggu gugat, sebagai sebuah tatanan kehidupan yang kita dapat. “Sebagai salah satu putra Bali kami akan tetap berpedoman pada ajaran-ajaran yang beliau berikan secara tulis maupun secara lisan, dengan konsep ini ke depan kami akan gunakan sebagai pedoman untuk mengisi keberadaan Pulau Dewata yang kita cintai ini sudah barang tentu akan menjadi Pulau Bali yang lebih bagus dan lebih hebat, dan suatu saat nanti harus menjadi juara. Semoga atman beliau menyatu dengan Brahman dan mencapai kebahagiaan yang sejati dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ucap Bupati Giri Prasta.
Ida Pedanda Nyoman Temuku lebar (berpulang) pada Selasa 17 Desember 2019 petang sekitar pukul 18.00 sore di Rumah Sakit Sanglah Denpasar karena penyakit komplikasi. Sulinggih yang semasa walaka bernama Ida Bagus Putu Kertayasa semasa hidupnya beliau adalah penekun wariga, beliau telah menulis buku metode mekala-kala yang dikenal dengan ‘Wariga Belog.’
Dalam hal ini, belog tidak diterjemahkan sebagai bodoh, melainkan akronim dari Behavior (tingkah laku), Environment (alam/lingkungan) dan LOGos yang memiliki arti (harmonisasi perilaku) manusia dengan alam. Wariga merupakan ilmu astronomi Bali kuno dan hanya beliau yang mampu mempelajarinya secara detail.
Bahkan berkat menekuni ilmu tersebut beliau dikenal oleh banyak tokoh mulai dari Bali, sampai ke pejabat nasional dan internasional.
Semasa hidupnya, Ida Pedanda Nyoman Temuku pernah menjabarkan bahwa wariga belog merupakan perhitungan ilmu perbintangan, yang menggunakan matahari sebagai penanda jarak bintang dan bulan, dimana ketiganya berpengaruh pada kehidupan manusia. Dari analisa itulah, Ida Pedanda memberikan petunjuk kemana, kapan, bagaimana, dan apa yang harus diperbuat agar orang tersebut tidak menemukan halangan dalam mencapai tujuannya. (Adv/balipost)