DENPASAR, BALIPOST.com – DPRD Bali melalui Komisi III meminta kejelasan terkait rencana pembangunan moda transportasi Bali era baru yang akan menggunakan kereta api. Ada tujuh jalur rencana pembangunan lintasan kereta api di Bali sebagaimana rencana induk pembangunan Bali, lintas Sarbagita.

Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Bali, Ir. I Gde Samsi Gunarta, M.Appl.Sc., dihadapan komisi II DPRD Bali, Senin (27/10). Dikatakan, dari tujuh itu termasuk rencana pengembangan jalur kereta api ke Kubutambahan, Negara, Hingga Gunarsa Klungkung.

Namun fokus untuk tahun ini yang akan terdahulu dibuat adalah jalur kereta api dari Bandara Ngurah Rai ke Jineng. “Panjangnya sekitar 4,8 km,” jelasnya.

Untuk pengembangan kereta api Bandara – Jineng, diprakarsai oleh PT Angkasa Pura. Saat ini sedang dilakukan studi.

Baca juga:  Dirut BRI Sunarso Raih "Business Person of the Year"

Jenis kereta yang akan dikembangkan adalah kereta ringan, baik itu ART maupun LRT. “Keduanya hampir sama, hanya perbedaannya, ART menggunakan rida baja dan menggunakan rel, sedangan LRT menggunakan roda karet sehingga bisa dijalan biasa (virtual),” jelasnya.

Saat ini, melalui Nindya Karya sedang dilakukan kajian, apakah nantinya akan dibuat melayang atau underground (bawah tanah). “Ini belum diputuskan masih dilakukan penghitungan. Namun arahnya lebih ke kereta bawah tanah,” katanya.

Untuk lintasan bawah tanah, masih dalam kajian, apakah sedalam 30 meter seperti di Jakarta, atau sedalam 8-10 meter, dengan melihat kepentingan hak milik atas tanah dan ruang keamanan.

Baca juga:  Mendagri dan Menpar Hadir dalam Pawai PKB

Sementara itu, mengurai kepadatan dan kemacetan merupakan salah satu alasan dari pihak Angkasa Pura I Gusti Ngurah Rai, membangun lintasan kereta api. General Manager PT Angkasa Pura I, Herry A.Y. Sikado mengatakan, kapasitas parkir kendaraan di Bandara Ngurah Rai sebanyak 3.800 kendaraan, baik yang roda dua maupun roda empat. Sedangkan saat ini sudah melebihi dari kapasitas, baik yang roda dua maupun roda empat.

Di 2026, Bandara Ngurah Rai akan kedatangan 37 juta penumpang sehingga dari sekarang ini sudah dicarikan solusi dalam mengatasi hal itu. Selain itu, menuju 2027 akan ada penambahan slot dengan target kunjungan ke Bali sebanyak 28 juta.

Baca juga:  Kapan WNA Bisa Kembali Masuk Indonesia? Ini Kata Menko Airlangga

Kini, sudah hampir 25 juta di tahun 2024. “Harapan kita moda transoportasi dalam bandara bisa diselesaikan tahun 2023 seiring dengan perkembangan transportasi dan jumlah kunjungan melalui bandara ngurah rai,” katanya.

Ketua Komisi III DPRD Bali, Kadek Diana, SH., mengatakan, rencana pengembangan ini sudah mendekati realisasi. Terlebih sudahada MoU antara BKPM dengan invesntor Korea. “Saat ini, kami masih menunggu Nindya Karya menyiapkan studi kelayakan dalam kurun waktu 6 bulan,” katanya.

Terhadap hal baru yang akan dibuat ini, pihaknya selaku wakil rakyat berharap melakukan sosialisasi ke masyarakat. Hal ini yang kami dorong ke Dinas Perhubungan sehingga proyek ini dikemudian hari tidak menimbulkan masalah. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *