TABANAN, BALIPOST.com – Hingga saat ini hasil uji lab tentang kasus kematian babi yang sudah mencapai angka ratusan di Kabupaten Tabanan tak kunjung keluar. Peternak pun dibuat resah.
Mereka pun mendesak pemerintah segera mempublikasikan hasil uji tersebut, agar ada kejelasan.
Peternak babi pun tidak bisa berbuat banyak dan tiap harinya hanya bisa mengandalkan penyemprotan disinfektan.
Peternak Babi di Tabanan, I Gusti Putu Winiantara menyayangkan pemerintah terkesan belum sigap menangani hal ini. Terlihat dari penanganan belum optimal.
Apalagi belum adanya keterbukaan dengan hasil tes yang sudah diambil sampelnya. “Dengan dibukanya hasil tes ini jadi kan bisa menentukan langkah selanjutnya, saat ini ya hanya disinfektan terus,” sesalnya.
Ia pun berharap adanya keterbukaan hasil tes yang sudah dilakukan. Dan pemerintah melakukan upaya pencegahan dan protap yang semestinya dilakukan agar jangan sampai ada lagi yang membuang bangkai babi ke sungai.
Begitupun pemerintah diminta tetap mengawasi peternak babi agar jangan sampai menggunakan limbah restaurant. “Jika memang ada babi yang sakit laporkan dan diawasi dan karantina. Kalaupun ada yang membuang ke sungai harus ditindak tegas beri sanksi jika perlu karena sudah pencemaran lingkungan,” sarannya.
Dihubungi terpisah, Kabid Peternakan Tabanan I Wayan Suamba kembali menegaskan jika hasil uji sampel memang belum keluar. Karena sedang diuji lab di Veteriner Medan.
Pihaknya pun sudah sosialiasi ke sejumlah peternak di Tabanan, menyebar di 10 kecamatan, serta melakukan pendataan. “Jadi tidak sekedar pendataan tetapi juga sosialisasi pecegahan virus ASF ini,” tegasnya.
Untuk pastinya jumlah babi mati, dikatakannya masih belum sepenuhnya direkap, karena proses pendataan masih terus berlangsung. (Puspawati/balipost)