Kepala Instalasi Laboratorim Terpadu RSUP Sanglah Dr. dr. Ida Sri Iswari. (BP/san)

DENPASAR, BALIPOST.com – Virus Corona yang saat ini merebak di beberapa negara masuk dalam family Corona. Ada pun virus dengan family yang sama adalah SARS-CoV dan MERS-CoV. Virus yang muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok, ini dinamakan 2019 Novel Corona atau 2019 N-CoV karena termasuk virus baru.

Sifat virus Corona belum bisa diprediksi sehingga memerlukan kewaspadaan dan penanganan ekstra hati-hati. ”Struktur dan sifatnya belum bisa diprediksi, sehingga belum tahu bagaimana cara yang pasti memperlakukannya,” ujar Kepala Instalasi Laboratorim Terpadu RSUP Sanglah Dr. dr. Ida Sri Iswari, SpMK., M.Kes., Rabu (29/1).

Baca juga:  Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 di Bali, Ini Jadwalnya di 9 Kabupaten/Kota

Family Corona terdiri atas empat genus, alfacorona, betacorona, gamacorona dan deltacorona. 2019 N-CoV masuk dalam beta Corona bersama SARS-CoV dan MERS-CoV. Ketiga virus ini sama-sama menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan pandemik di dunia.

”Awalnya virus ini muncul tahun 2002, kemudian menyebabkan pandemik di seluruh negara. SARS-CoV muncul tahun 2007 dan MERS-CoV tahun 2015, kemudian yang terbaru adalah 2019 N-CoV,” jelas Ida Sri.

Baca juga:  RSUP Sanglah Kembali Terima Pasien Observasi Corona

Oleh karena masih baru, karakteristik 2019 N-CoV belum diketahui secara pasti. Para ahli sedang mempelajarinya untuk bisa menentukan cara pengobatan yang tepat dan membuat antivirus serta vaksinnya. Sebab, antivirus yang ada saat ini tidak efektif pada 2019 N-CoV.

Penanganan sementara untuk 2019 N-CoV adalah mengobati gejala yang timbul. Karena yang diserang adalah saluran napas, maka yang diobati adalah infeksi saluran napas dan gejala lain yang timbul.

Baca juga:  DBD, Bocah SD di Bebandem Meninggal

Menurut Ida Sri, secara umum gejala infeksi 2019 N-CoV sama dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Hanya, tingkat mortalitas atau penyebab kematiannya berbeda. Tingkat letalitas 2019 N-CoV pun belum bisa diprediksi. SARS-CoV tingkat penyebab kematiannya 10 persen, MERS-CoV 30 persen, sedangkan 2019 N-CoV masih diprediksi sekitar dua persen. (Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *