Kepala BPS Bali, Adi Nugroho, menjelaskan tentang perubahan diagram timbang dengan menggunakan SBH 2018 dimoderatori Prof. Raka Suardana, Guru Besar Undiknas. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Zaman terus berubah. Apalagi era industri 4.0, dunia bergerak begitu cepat.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menghitung inflasi dan indeks harga konsumen (IHK) berpatokan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012, dengan masuknya 398 komoditas dalam diagram timbang di Denpasar. Sedangkan pada 2018 ada 401 paket komoditas yang  masuk dalam diagram timbang, yang berarti dikonsumsi masyarakat Denpasar.

Kota lainnya yang disampling oleh BPS adalah Singaraja. Di Singaraja tahun 2012 ada 225 komoditas yang disurvei, namun pada 2018 menjadi 296 komoditas.

Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengatakan, komoditas yang masuk dalam diagram timbang tersebut ada yang baru dikonsumsi masyarakat, ada juga komoditas yang keluar, artinya tidak lagi dikonsumsi masyarakat. Ada 54 komoditas baru yang dikonsumsi masyarakat Denpasar antara lain tarif kendaraan roda 2 online, tarif kendaraaan roda 4 online, lampu LED, jasa penitipan anak daycare, tarif bioskop, speaker, canang sari, tarif tol, dan power bank.

Baca juga:  Perampok ''Money Changer'' Ternyata Penjudi

Di sisi lain, ada 51 jumlah komoditas yang hilang dari diagram timbang atau pola konsumsi terhadap komoditas tersebut tidak lagi menjadi penghitungan. Komoditas tersebut yaitu tape recorder, VCD, DVC player, majalah berkala/dewasa, playstation, tabloid, termos, personal computer/desktop, tarif puskemas, dan wartel.

Di Singaraja ada 86 komoditas baru yang masuk diagram timbang, diantaranya, tarif kendaraan roda 2 online, biaya les/private, biaya pengiriman barang, canang sari, AC, blender, creambath salon, koper, dan bahan kebaya. Sedangkan, komoditas yang keluar dari diagram timbang atau tidak dikonsumsi masyarakat Singaraja lagi adalah kursi, majalah berkala/dewasa, cuci/cetak foto, tariff puskesmas, kursus menari, lemari hias, dan meja kursi tamu.

Baca juga:  Dua Pasien Covid-19 Dinyatakan Sembuh

Dengan masuknya komoditas-komoditas baru dalam diagram timbang, Singaraja dikatakan bergerak menuju pola konsumsi masyarakat kota. Sementara Denpasar bergerak menuju Kota besar.

Hal menarik dari diagram timbang terbaru 2018 adalah masuknya komoditas canang sari. Komoditas ini dimasukkan karena sumbangannya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Bali.

Komoditas canang sari masuk dalam 10 besar bobot tertinggi dalam Survei Biaya Hidup (SBH) 2018. Selain tahun dasar yang menjadi patokan BPS dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen, BPS juga menggunakan metode COICOP (classification of individual consumption by purpose) sesuai anjuran UN (United Nation). (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Kemiskinan Ekstrem di Bali "Aneh bin Soleh"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *