Kawasan Kintamani, terutama di seputaran objek wisata Gunung Batur dan Danau Batur yang kini ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, perlu mendapat perhatian serius dari semua elemen masyarakat, termasuk juga Pemerintah Kabupaten Bangli.
Terlebih, Gunung Batur diakui sebagai geopark dunia oleh UNESCO sejak beberapa tahun lalu. Akan tetapi, banyak hal yang perlu dibenahi dan ditata agar kawasan ini terlihat bersih dan asri. Sebab, sekarang ini banyak berdiri bangunan liar di seputaran geopark tersebut.
Tak hanya itu, di sejumlah titik juga terlihat adanya tumpukan sampah yang bisa membuat kawasan itu menjadi kumuh dan kotor. Meski beberapa pengelola pariwisata di sana telah melakukan upaya nyata dengan bergotong royong membersihkan sampah, namun tetap saja masih ada.
Hal ini tentunya perlu kesadaran semua elemen masyarakat, baik itu pengelola pariwisata, pemerintah maupun wisatawan yang berkunjung ke kawasan geopark tersebut untuk peduli dengan lingkungan. Misalnya jangan membuang sampah sembarangan dan jangan membangun rumah atau tempat lainnya di kawasan tersebut.
Untuk menjaga dan memelihara keasrian Geopark Batur, Pemerintah Kabupaten Bangli sangat berperan aktif dalam hal ini. Artinya, jika ada pelanggaran, maka aturan harus ditegakkan.
Aksi nyata dilakukan sedini mungkin, mulai dari lingkungan halaman rumah dulu dan baru meluas hingga tingkat desa, kecamatan dan seterusnya. Kita perlu mengedukasi masyarakat akan pentingnya mencintai dan menjaga kebersihan alam.
Sebab, sebenarnya hubungan kita dan alam tidak terpisahkan. Saya juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bangli untuk lebih serius menata kawasan Kintamani. Saya menilai kawasan ini semakin kumuh karena disebabkan banyaknya bangunan liar di sepanjang jalan hingga menutup pemandangan kaldera Gunung Batur serta banyaknya sampah yang berserakan. Hal tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kenyamanan dan menjadi penyebab turunnya tingkat kunjungan wisatawan ke daerah ini.
I Gede Suana Putra
Bangli, Bali