DENPASAR, BALIPOST.com – Melintas di jalan utama dalam kota maupun antar kota di Provinsi Bali, tidak terlalu banyak menemukan angkutan umum. Kalaupun ada, kondisi fisik angkutan umum sebagian besar sudah tua dan rusak di beberapa bagian.
Hal ini mengindikasikan, rendahnya minat masyarakat menggunakan transportasi publik. Menjadi hal menggelitik, ketika Bali merancang angkutan publik kereta api di tengah rendahnya budaya menggunakan angkutan umum.
Ketua DPD Organda Bali Ketut Eddy Darma Putra saat Talkshow Merah Putih di Bali TV mengatakan jumlah angkutan umum yang beroperasi di Bali saat ini jumlahnya terus berkurang. Bahkan untuk peremajaan angkutan umum saja nyaris tidak ada. Penyusutan jumlah angkutan umum, menjadi penanda kuat bahwa angkutan umum di Bali sudah diambang kematian.
Jika tidak dilakukan perubahan budaya dari angkutan pribadi ke publik, dipastikan angkutan umum hanya akan menjadi sejarah.
Pengamat transportasi Ir. I Wayan Muliawan, MT, menekankan pada pentingnya budaya menggunakan angkutan umum jika akan mengembangkan sistem transportasi publik. Saat ini masyarakat Bali sangat nyaman dengan transportasi pribadi. “Yang perlu dibenahi, bagaimana bisa merubah pola pikir masyarakat yang sudah nyaman dengan transportasi pribadi,” kata Muliawan beberapa waktu lalu.
Dosen Fakultas Teknik Unwar ini menekankan tanpa adanya perubahan pola pikir masyarakat, sulit mengharapkan transportasi publik berjalan sesuai harapan. “Kalau pola pikir ini sudah mau berubah, baru transportasi publik bisa eksis,” tegasnya.
Dalam konteks minimnya budaya menggunakan angkutan umum, tentu menjadi tantangan tersendiri jika Bali benar-benar akan membangun sistem angkutan berbasis kereta api. (Nyoman Winata/balipost)