Pedagang sedang mempersiapkan canang sari. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Kamis (30/1) merilis sejumlah komoditas yang masuk dalam diagram timbang yang menjadi konsumsi baru masyarakat Bali, terutama di Kota Denpasar. Pada 2018, ada 54 komoditas baru yang dikonsumsi atau digunakan masyarakat Denpasar.

Salah satunya canang sari. Bahkan, komoditas canang sari masuk dalam 10 besar bobot tertinggi dalam Survei Biaya Hidup (SBH) 2018. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Buleleng. Komoditas ini dimasukkan karena sumbangannya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Bali.

Baca juga:  Nama Bali Tak Disebut Jokowi, Ini 5 Wilayah Aglomerasi Jalani PPKM Level 3

Menurut Ketua PHDI Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., tingginya konsumsi canang sari disebabkan semakin meningkatnya nitya karma. Yakni yadnya sehari-hari umat Hindu dengan canang sari sebagai sarananya.

Oleh karena itu, secara otomatis kebutuhan canang sari meningkat. Di sisi lain, waktu masyarakat membuat canang sari atau ceper bagi umat Hindu sangat terbatas karena kebanyakan umat terutama di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung bekerja sebagai pegawai perusahaan atau pemerintahan.

Baca juga:  Sentra UMKM Sukla Satyagraha Disegel, Pengelola Akhirnya Angkat Bicara

Ia menyarankan umat agar membeli bahan dan membuat sendiri canang, bahkan kalau bisa menanam sendiri bahan-bahan upakara sehingga kebutuhan secara ekonomi bisa dikurangi. ‘’Tidak kalah penting juga jangan lupa mengajarkan anak-anak untuk belajar membuat canang sari atau ceper sejak dini. Sehingga mereka terlatih dan terbiasa membuat canang sari sendiri untuk kebutuhan upacara sehari-hari,” ujar Prof. Sudiana. (Ketut Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *