TABANAN, BALIPOST.com – Memasuki hari ketiga melasti Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau, Jumat (31/1), pangiring mulai mengalami gangguan kesehatan. Sejak Rabu (29/1) hingga Jumat (31/1) gangguan kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh para pengiring adalah kram kaki.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Nyoman Suratmika mengatakan keluhan kram kaki ini wajar paling banyak dikeluhkan pengiring karena mereka berjalan kaki cukup jauh. Kasus lain yang juga ditangani petugas kesehatan adalah lecet-lecet, bubul pada kali sampai ada kuku yang terlepas karena ketanjung. ”Ada juga yang kelelahan, pingsan, sesak, pusing, mual dan muntah. Paling banyak keluhan seperti pusing dan kedinginan sewaktu proses melasti di Pura Luhur Tanah Lot karena saat itu hujan,” ujar Suratmika.
Untuk kesiagaan menjaga kesehatan pengiring, menurut Suratmika pihak Dinkes telah menerjunkan tim medis di beberapa titik. Total ada 15 titik pos kesehatan yang disiagakan selama tiga hari proses melasti berlangsung.
Setiap posko kesehatan minimal ada lima orang tenaga medis dan paramedis. Sementara pos kesehatan yang berlokasi di Gedung Mario dan Pura Puseh Desa Tengkudak pada malam harinya melayani pemeriksaan kesehatan gratis selain melaksanakan pelayanan P3K.
Selain berjaga-jaga di pos kesehatan yang telah ditentukan, petugas kesehatan juga ikut mengiringi jalannya melasti dan menyiapan ambulan sebagai kesiapsiagaan jika ada pasien yang memerlukan rujukan ke layanan kesehatan terdekat. ”Ada tiga ambulan yang standby. Kami juga dibantu dari BRSU Tabanan dan RS Swasta yang ada di Tabanan,” ujar Suratmika.
Untuk menjaga kesehatan para pengiring melasti Jumat (30/1) disiapkan petugas kesehatan di dua lokasi ini yaitu tim kesehatan dari RSU Wisma Prasanthi di Pura Baleagung Tengkudak dan RS Bakti Rahayu di Pura Puseh Puluk-Puluk. (Wira Sanjiwani/balipost)