Gus Sholah bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah. (BP/Istimewa)

SURABAYA, BALIPOST.com – KH Salahudin Wahid, sosok inspiratf asal Jombang meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Minggu (2/2) pukul 21.00 WIB. Adik kandung KH Abdurrahman Wahid Presiden keempat Indonesia wafat dalam usia ke-77 tahun.

Gus Sholah, selain dikenal disiplin, juga seorang cendikiawan yang disiplin. Pengasuh Pondok Pesantren/Ponpes Tebu Ireng Jombang, Gus Fahmi, mengatakan, almarhum menjadi sosok inspiratif, bahkan telah melakukan perubahan pada ponpes Tebu Ireng, juga dicontoh oleh beberapa ponpes lainnya.

“Misalnya, menciptakan kurikulum pesantren. Saya juga menerima pesan sebelum beliau meninggal dunia,” kata Fahmi, di Jombang Senin (3/2) pagi.

Baca juga:  Almarhum Frans Bambang Siswanto, Aktif Bangun SDM dan Berkegiatan Sosial

Seperti diketahui, KH Salahudin Wahid, yang akrab disapa Gus Sholah ini adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia/HAM di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat/MPR pada masa awal reformasi 1998.

Salahuddin, yang dilahirkan di Jombang 11 September 1942 ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Gus Sholah, yang merupakan anak dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dan Sholehah menempuh bangku pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Arsitektur.

Ia juga memiliki rekam jejak panjang di organisasi. Perjalanan Gus Sholah di organisasi di antaranya yakni PMII Komisariat ITB (1964-1966), Sekretaris Jenderal DPP Inkindo (1991-1994), dan Ketua Departemen Konsultansi Manajemen Kadin (1994-1998). Selain itu, ia juga pernah mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen Indonesia (1995) dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat (PKU) (1998-Oktober 1999).

Baca juga:  Ulat Sampah Disulap Jadi Pakan Ternak, Sendal Bekas dijadikan Matras

Gus Sholah juga pernah menjadi Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PKU (1999), pendiri Yayasan Baitussalam (1982), dan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitussalam (1982-1985, 1988-1991). Selanjutnya, ia menjadi anggota Badan Pengawas Yayasan Baitussalam (1991-1994), pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1985), dan Sekretaris Badan Pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1999).
Jabatan sebagai Ketua PBNU juga pernah ia jabat pada tahun 1999-2004, Ketua Badan Pendiri Yayasan Forum Indonesia Satu (sejak 2000), serta Ketua ICMI tahun 2001-2003. Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua II Komnas HAM pada 2002-2007. Pada 2004, ketika sistem pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara langsung, Gus Sholah dipinang Golkar untuk maju sebagai cawapres berpasangan dengan Wiranto.

Baca juga:  Angkutan Sembako Tak Dilarang Beroperasi Selama Natal-Tahun Baru

Almarhum Gus Sholah, Senin (3/2) siang ini akan dimakamkan disamping Gus Dur di komplek Tebu Ireng Jombang. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *