Peternak sedang membersihkan kandang babi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah kematian babi di Bali karena penyakit yang belum diketahui dalam beberapa bulan terakhir mencapai 1.206 ekor. Jumlah kematian terbanyak ada di Kabupaten Badung, mencapai 598 ekor.

Jika dihitung dengan harga jual Rp 1,5 juta per ekor, kerugian peternak akibat penyakit ini mencapai Rp 1,8 miliar.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dr.drh.IKG.Nata Kesuma, MMA, Senin (3/2) mengatakan jumlah populasi babi di Bali sebanyak 762.409 ekor. Meski terjadi kematian, namun kebutuhan akan daging babi di Bali tetap bisa terpenuhi.

Baca juga:  Masa Pandemi, Gangguan Mental Alami Peningkatan

Bahkan untuk kebutuhan hari raya Galungan, dengan jumlah mencapai 50.000 ekor. ”Kebutuhan daging Babi di Bali dengan adanya kasus kematian ini masih tercukupi,” ujar Nata.

Dari data Bali Post, babi yang mati karena penyakit yang belum bisa dipastikan mencapai 1.206 ekor. Kasus ini tersebar di enam kabupaten yaitu Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, Karangsem dan Denpasar.

Berdasarkan data yang terdapat di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Badung merupakan kabupaten yang terbanyak mengalami kematian babi. Jumlahnya 598 ekor. Disusul Tabanan dengan jumlah 537 ekor (data dari Dinas Pertanian Tabanan). Sementara itu, Denpasar 45 ekor, Gianyar 24 ekor, serta Bangli dan Karangasem masing-masing satu ekor. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Estimasi Kerugian Gempa di Karangasem Capai Miliaran Rupiah
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *