DENPASAR, BALIPOST.com – Seluruh stakeholder pariwisata di Bali mulai Senin (3/2) sore dikerahkan untuk menyebar informasi terkait penundaan penerbangan ke/dari seluruh destinasi di RRT/Mainland China, tidak termasuk Hongkong dan Macau, hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Kebijakan penundaan dari pemerintah lewat Kementrian Perhubungan ini berlaku mulai hari Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB.
Penyebaran informasi ini salah satunya untuk mendapatkan data pasti jumlah wisatawan Tiongkok yang masih berada di Bali. Terutama yang menjadwalkan pulang ke negaranya setelah tanggal 5 Februari.
“Semua stakeholder (dikerahkan untuk menyebar informasi, red), siapapun yang tahu, travel agent, villa, hotel, mereka (wisatawan Tiongkok, red) tinggalnya pasti disekitar situ saja. Kalaupun tercecer di rumah-rumah penduduk, mungkin jumlahnya tidak terlalu banyak,” ujar Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace di Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (3/2).
Cok Ace menambahkan, wisatawan Tiongkok rata-rata tinggal selama empat hari di Bali sesuai data BPS. Sedangkan rata-rata kedatangan per hari sekitar 1.200 wisatawan.
Asumsinya, mereka yang akan pulang 5 Februari adalah wisatawan yang datang 1 Februari lalu. Persoalannya sekarang adalah wisatawan yang datang pada rentang tanggal 2 sampai 4 Februari. “Kalau 1200 kali 3, setidak-tidaknya ada sekitar 3.000 sampai 4.000 yang akan tercecer di sini, yang harus kita pikirkan bagaimana untuk memberangkatkan mereka. Tapi ini masih asumsi,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)