Rapat Kerja Komisi II dengan Dinas PUPRKP dan Asisten II di Ruang Sabha Mandala DPRD Klungkung. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rapat kerja Komisi II DPRD Klungkung dengan Dinas PUPRKP dan Asisten II berlangsung panas, Senin (3/2). Dewan menyoroti pelaksanaan proyek fisik yang dinilai banyak bermasalah, seperti ruas jalan yang baru dikerjakan sudah jebol.

Raker ini menjadi yang ketiga dengan Komisi II yang khusus membahas evaluasi pengerjaan fisik. Kesempatan ini dimanfaatkan anggota DPRD Klungkung Wayan Suarta untuk meneruskan aspirasi warga terkait hasil akhir pengerjaan fisik di Nusa Penida. Salah satunya akses jalan pertigaan dari Soyor ke Sekartaji, pertigaan Telaga ke Lemo dan pertigaan Lemo ke pertigaan Pandak Batukandik.

Baca juga:  Dua Tanggul Jebol Sebabkan Dua Banjar Diterjang Banjir Bandang

“Baru selesai proyeknya sudah rusak lagi. Ada juga yang jebol tergerus air hujan. Tolong Dinas PU warning rekanannya, mumpung masih masa pemeliharaan,” tegas Suarta seraya minta Dinas PUPRKP mesti mencari pengawas yang benar-benar bisa bekerja.

Hal serupa disampaikan A.A Sayang Suparta. Dia minta daftar para pengawas disetor ke Komisi II agar bisa diawasi. “Kalau kinerjanya tidak bagus, sebaiknya dikeluarkan. Apalagi kalau ada titipan konsultan pengawas dari rekanan atau anggota dewan yang merangkap jadi rekanan, segera evaluasi,” tegasnya.

Baca juga:  Plafon Gedung RSUD Klungkung Jebol

Politisi PDI-P Dapil Nusa Penida Wayan Misna juga menilai pengerjaan proyek fisik terkesan asal-asalan. Alasannya selalu limit waktu singkat, sehingga mempengaruhi hasil akhir kualitas proyek. “Persoalan seperti ini terus berulang setiap tahun,” katanya.

Menurut Kepala Dinas PUPRKP (Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman) Klungkung A.A. Gde Lesmana, terkait laporan adanya kerusakan jalan, pihaknya sudah meneruskannya kepada pihak rekanan yang mengerjakan, agar segera diperbaiki semasih masa pemeliharaan.

Baca juga:  Beralasan Ini, Dua Pria Nekat Curi Kabel Pelabuhan Gunaksa

Soal kualitas hasil akhir yang tidak sesuai harapan, sebagaimana sorotan Misna, Lesmana mengatakan kendala rekanan cukup banyak. Selain proses tender yang alot, rekanan membutuhkan waktu untuk survei bahan dan menyiapkan SDM.
(Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *