Suasana di Pasar Kayuambua Bangli. (BP/dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Warga Desa Ulian, Kintamani belakangan ini beramai-ramai menjual sapi ternaknya meski dengan harga murah. Hal itu terpaksa dilakukan lantaran warga resah dengan adanya kematian puluhan sapi di desa setempat secara mendadak sebulan lalu.

Perbekel Desa Ulian I Wayan Berana, Senin (3/2), menyebutkan setidaknya ada sekitar 30 ekor sapi milik warga di desanya mati sepanjang Januari lalu. Warga tidak tahu pasti penyebab kematian sapi tersebut.

Untuk memastikannya, warga telah meminta bantuan kepada dinas terkait. “Sudah sempat dicek dan diambil sampelnya tapi sampai sekarang belum ada hasil pasti. Baru praduga saja karena keracunan. Terakhir diambil sampel tanggal 26 lalu” ungkapnya.

Baca juga:  Soal Aksi MassaTolak Rapid dan Swab Test, Ini Kata Ahli Virologi

Dijelaskan Berana, tidak ada gejala atau ciri yang aneh sebelum sapi warga mati. Oleh pemiliknya sapi diberi pakan seperti biasa yakni rumput hijau. “Pagi dikasi makan, sorenya ada yang mati. Ada yang selang seharinya mati,” ujarnya.

Umur sapi yang mati ada yang masih kecil, ada juga yang sudah dewasa dan siap jual. Peristiwa kematian sapi itu tentu membuat pemiliknya merugi.

Menghindari kerugian, Berana mengatakan, tak sedikit warga terpaksa menjualnya hewan ternaknya meski dengan harga murah. Jika biasanya satu ekor sapi dewasa yang dipelihara selama 3 tahun laku dijual Rp 11 juta, agar cepat laku pemilik sapi terpaksa melepas sapinya dengan harga Rp 8 juta.

Baca juga:  Polusi Udara, Waspadai 6 Penyakit Ini

“Karena takut mati, jadinya cepat-cepat dijual. Walaupun lebih murah,” kata Berana.

Bahkan agar tak rugi total, ada juga yang menjual sapinya yang sudah mati dengan harga Rp 500 ribu.

Kejadian sapi mati secara mendadak ini, kata dia sebelumnya tidak pernah terjadi di Desa Ulian. Meski belakangan ini kejadian itu sudah mulai mereda, namun warga tetap berharap dinas terkait dapat segera menyampaikan hasil uji sampel sapi yang mati. “Harapan kami biar bisa diketahui penyakitnya apa. Sehingga warga bisa melakukan antisipasi,” terangnya.

Baca juga:  Penanganan Lambat, Peternak Babi Dibiarkan Merana

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli Wayan Sarma membenarkan adanya kematian banyak sapi di Desa Ulian. Namun dia mengatakan kematian sapi tidak secara mendadak.

Pasca menerima laporan itu, pihaknya mengaku sudah beberapa kali turun ke lapangan. Terakhir, pihaknya turun bersama BBVet Denpasar. “Kami juga sudah ambil sampel untuk diperiksa. Hasilnya tidak ada mengarah ke penyakit tertentu,” jelasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *