Sejumlah penumpang membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Indonesia akhirnya mengikuti langkah beberapa negara lainnya yang melarang penerbangan dari Tiongkok masuk ke Indonesia hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Seperti diprediksi sebelumnya, kondisi ini akan berimbas pada Bali yang hidup dari pariwisata.

Ekonomi Bali kemungkinan besar akan alami kontraksi. Perlu segera disiapkan kebijakan strategis mengantisipasi dampak jangka pendek bukan hanya pada soal pariwisata melainkan ekonomi Bali secara makro agar jangan sampai ekonomi Bali lumpuh.

Mulai Rabu (5/2), secara resmi pemerintah Indonesia melarang penerbangan dari Tiongkok mendarat di wilayah Indonesia. Larangan juga untuk yang menuju Tiongkok. Kebijakan ini sebenarnya sudah diprediksi sejak awal mula virus corona merebak dan menebar ketakutan. Dampak pastinya bagi Bali adalah kunjungan wisatawan akan anjlok.

Baca juga:  Dari Singapura “Lockdown" hingga Ini Instruksi Menhub Antisipasi Arus Balik

Kuantitas wisatawan adalah penanda utama kejayaan pariwisata Bali. Semakin tinggi peningkatan jumlah turis asing masuk, semakin sukseslah pariwisata Bali. Implikasinya pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali. Artinya, meningkatnya jumlah wisatawan, meningkat pula pertumbuhan ekonomi Bali. Ketika jumlah wisatawan menurun, menurun pula pertumbuhan ekonomi.

Dampak anjloknya kunjungan wisatawan terhadap pertumbuhan ekonomi inilah yang harusnya menjadi perhatian dalam jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi yang melambat akan dirasakan sebagai beban berat masyarakat Bali. Daya beli akan menurun tingkat konsumsi juga menurun. Dampak lanjutannya, perputaran uang akan melambat sehingga ancaman kelumpuhan ekonomi Bali bukan hal mustahil bisa terjadi.

Baca juga:  Rendah!!! Motivasi Warga Denpasar Cegah COVID-19

Langkah antisipasi harus segera dilakukan guna mencegah anjloknya kunjungan wisatawan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Bali. Melakukan promosi ke negara lain di luar Tiongkok seperti India misalnya telah dilakukan. Tetapi tentu saja hal ini tidak akan langsung memberi dampak. Selain itu, potensi wisatawan negara lain di luar Australia dan Tiongkok hanya di angka ratusan ribu. Tidak mudah menggenjot hingga di atas satu juta orang. (Nyoman Winata/balipost)

Baca juga:  Gempa, Warga Berhamburan

Lantas bagaimana kesiapan pemerintah Bali mengantisipasi dampak anjloknya pariwisata terhadap ekonomi? Apa langkah strategis yang dapat dilakukan menjaga agar ekonomi Bali tak mengalami kelumpuhan? Simak ulasannya di Harian Bali Post, Rabu 5 Februari 2020.

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *