Ternak babi. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Jumlah ternak babi yang mati di Kabupaten Gianyar terus bertambah. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh kawasan seni ini.

Namun yang paling parah kematian babi terjadi di Banjar Abasan, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati. Bahkan untuk satu orang peternak tercatat ada 41 babi peliharaan yang mati.

Peternak I Nyoman Dana Saputra ditemui Rabu (5/2), mengakui mengalami kematian babi secara beruntun. Dijelaskan kejadian pertama babi mati dialami sejak Minggu, 26 Desember 2019. Sejak saat itu, satu persatu babi peliaharaanya mati nyaris bersamaan. “Ciri-cirinya sama, tidak mau makan-minum. Ada bintik-bintik merah di kulit,” jelasnya.

Tidak tanggung, hingga kini total babi peliharannya yang mati sebanyak 41 ekor. “Ada 4 ekor induk yang mati. Salah satunya bahkan sedang hamil. Selain itu, ada seekor babi berat 150 Kg, 9 ekor babi berat 70 Kg, dan 27 ekor bibit. Jadi total 41 babi saya yang mati,” ungkapnya.

Baca juga:  Kunjungi RSUD Kota Salatiga, Ini Pelayanan yang Diinginkan Jokowi Segera Diwujudkan

Padahal dari segi kebersihan kandang, babi peliharaan Nyoman Dana termasuk sangat diperhatikan dan dalam pengawasan dokter hewan. “Vaksin sudah rutin, kebersihan kandang saya jaga betul. Makanya saya heran, kok bisa beruntun seperti ini. Sekarang sisa 2 ekor, kondisinya juga sama,” terangnya.

Kini pria 52 tahun ini pun hanya bisa meratapi nasib. Pasalnya setiap menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan semestinya ia panen.

Tapi kenyataannya, ia harus gigit jari. Total diperkirakan ia mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. “Kerugian sekitar Rp 45 juta,” katanya.

Dana menguburnya di lahan sekitar kandang babi secara berjejer. Bahkan ia mengaku sampai lelah mengubur bangkai babi.

Baca juga:  Bergejala Seperti Ini, Ribuan Babi di Desa Bila Mati Mendadak

Yang membuatnya tambah sedih, sebelum musibah ini terjadi dirinya meminjam uang di koperasi untuk biaya pakan. “Saya berani minjam karena yakin akan bisa jual banyak babi menjelang Galungan. Bahkan ada rencana mau perbaiki tembok, tapi kenyataanya seperti ini,” ujarnya sedih.

Diungkakan kondisi serupa juga dialami temannya sesama peternak di Banjar Abasan. Totalnya sekitar 93 ekor ternak babi yang mati diduga terserang virus. “Tetapi dari sekian peternak babi saya paling banyak mati,” tandasnya.

Infomasi dihimpun kematian babi mati tidak hanya terjadi di Banjar Abasan saja, namun sudah hampir di seluruh Kabupaten Gianyar. Bahkan jumlah kematian babi diseluruh kawasan seni ini diperkirakan mencapai ratusan.

Baca juga:  Jadi TO Sejak 2020, Polres Gianyar Ringkus Genjur

Rata-rata peternak mengalami kematian 1 atau dua ekor. Berbeda dengan yang terjadi di Banjar Absan, yakni kematian babi serentak dengan jumlah besar.

Sementara Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Fetrinear (Keswan Kesmas Fet) Dinas Pertanian Gianyar, I Made Santi Arka Wijaya Rabu (5/2) mengatakan pihaknya terus melakukan pendataan informasi terkait kematian babi. “Dari data awalnya yang dipastikan sebanyak 36 babi mati mendadak di Banjar Abasan, sekarang jumlah yang kami data terus bertambah,“ katanya.

Santi Arka mengakui kematian babi terjadi seluruh Gianyar. Namun ia menampik jumlah babi yang mati di seluruh Gianyar mencapai ratusan. Ia juga mengungkapkan hasil penelitian laboratorium, babi yang mati di Desa Kluse, negatif virus ASF. “Mudah-mudahan kasus tidak berlanjut lagi,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *