BANGLI, BALIPOST.com – Merebaknya virus corona di negara Cina akhir-akhir ini berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Kintamani. Tak hanya turis Tiongkok, kunjungan wisatawan dari negara lainnya pun mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi itu dirasakan pelaku wisata yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Bangli Ketut Mardjana. Ditemui di Kintamani Rabu (5/2), Owner Toya Devasya ini mengakui bahwa virus corona berdampak luar biasa pada sektor pariwisata.
Penurunan kunjungan wisatawan Cina sangat dirasakannya dalam beberapa hari terakhir. “Saya ambil contoh di Toya Devasya. Rata-rata kunjungan wisatawan Tiongkok sekitar 500 per hari. Dalam tiga hari terkahir ini hanya tinggal 40 orang per hari,” terangnya.
Penurunan kunjungan juga terjadi pada wisatawan asing lainnya. Mardjana menyebutkan, sebelum adanya virus Corona kunjungan wisatawan asing selain Cina yang datang ke Toya Devasya rata-rata tembus 250 per hari. Namun dalam beberapa hari terakhir, angka kunjungannya hanya di bawah 100 per hari.
Ia mengaku khawatir dalam beberapa hari ke depan tingkat kunjungan terus menurun. Terlebih China saat ini sudah dengan tegas melarang warganya untuk bepergian. “Tentu hal ini sangat mencemaskan. Tapi kita tidak boleh putus asa,” ujarnya.
Di sisi lain Mardjana mengapresiasi upaya yang telah dilakukan pemerintah provinsi Bali untuk mencegah mewabahnya virus corona. Sebagai daerah tujuan wisatawan, Bali sudah melengkapi diri dengan memasang alat pendeteksi virus corona seperti termo scanner. (Dayu Swasrina/balipost)