Peternak sedang membersihkan kandang babi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sebagai kawasan pariwisata, kasus kematian babi yang positif terjangkit African Swine Fever (ASF) membuat Pemkab Badung harus segera melakukan penanggulangan. Pasalnya, dari catatan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali, kasus kematian ternak babi terbanyak ada di Badung dengan total 598 ekor.

Menyikapi kondisi tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait meyiapkan dokter hewan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat. Terlebih, kematian babi menjadi menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Untuk menjamin kesehatan daging yang akan dikonsumsi masyarakat saya minta kepada OPD teknis menyiapkan dokter hewan untuk melakukan pendampingan dan pemeriksaan terhadap hewan yang akan dipotong saat penampahan,” ujar Adi Arnawa, Rabu (5/2).

Baca juga:  Di Denpasar, Babi Mati Mendadak Bertambah 5

Pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan ini mengatakan guna mengantisipasi meluasnya kasus kematian babi, Adi Arnawa juga meminta semua camat untuk mengumpulkan Kadus atau Kaling di wilayah masing-masing. Upaya ini bertujuan memudahkan OPD teknis dalam memberikan sosialisasi informasi yang benar untuk meredam keresahan dan kepanikan masyarakat tentang kematian babi.

“Saya menginstruksikan kepada OPD teknis maupun OPD terkait lainnya untuk meningkatkan sinergitas guna mempercepat proses penyelamatan sentra ternak babi yang berbasis kemasyarakatan di Kabupaten Badung,” tegasnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Wabah Meluas, Babi Mati di Tabanan Capai Ribuan Ekor
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *