SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 4 petinggi PLTU Celukan Bawang dikarantina setelah pulang dari Tiongkok. Sejumlah pekerja asal China juga masih ada yang tertahan di Tiongkok karena adanya larangan bepergian dari pemerintah setempat.
Guna antisipasi, manajemen PLTU Celukan Bawang melakukan penyemprotan disifektan. Menurut Vice Manager General Affair Departemen PT General Energy Bali (GEB) selaku pengelola PLTU Celukan Bawang, Indrianti Tanu Tanto, saat ini, semua karyawan yang bekerja PLTU wajib menggunakan masker. Mereka rutin mengikuti cek kondisi kesehatan.
Pencegahan lain dilalukan adalah, setiap dua kali seminggu semua ruang kantor dan mess para karyawan disemprot disinfektan. “Sebelum bekerja, semua karyawan dicek. Kalau suhu badannya sampai 37 derajat celcius, pekerja bersangkutan sudah tidak diizinkan bekerja. Mereka harus istirahat. Tapi, sejauh ini belum ada yang begitu, semuanya sehat-sehat saja,” katanya.
Menurut Indrianti, sekarang masih ada 52 pekerja dari China yang belum kembali bekerja di PLTU. Meski puluhan pekerja itu berada di negaranya, namun hal itu tidak menganggu produksi listrik di PLTU.
Ini karena, menejemen sudah mengganti 52 tenaga asing dengan karyawan yang ada di PLTU Celukan Bawang. “Belum ada informasi apakah kembali ke PLTU atau tidak, kami belum bisa konfirmasi, tapi situasi ini tidak menganggu oprasional pembangkit, karena sudah diganti dengan teknisi di PLTU,” jelasnya.
Setelah merayakan Tahun Baru Imlek di negaranya, empat WN Tiongkok yang bekerja di PLTU Celukan Bawang, dirawat intensif. Dipastikan keempat orang tersebut saat ini dalam kondisi sehat.
Mereka masih akan dirawat intensif dan tidak boleh berinteraksi dengan orang lain selama 14 hari terhitung dari 1 Februari. Keempat TKA yang sudah kembali tersebut, salah satunya menduduki posisi Presiden Direktur PT General Energy Bali bersama istri, Direktur Operasional dan Manager Operasional. (Mudiarta/balipost)