DENPASAR, BALIPOST.com – Karya seni rupa Bali makin berkembang. Teknik, gaya serta temanya juga beragam. Hal itu tampak dalam karya lukis yang dipamerkan sejumlah perupa Bali di Pelindo III, Benoa Bali yang dilangsungkan Jumat (7/2) hari ini.
Pameran yang digelar Yayasan Dharma Naradha bekerjasama dengan Kelompok Media Bali Post, Pelindo III dan Dekranasda Bali ini bertajuk “Bali Art 2020.” Gelaran seni ini menampilkan puluhan lukisan dari sejumlah perupa Bali.
Mereka itu adalah Made Somadita, Ketut Jaya “Kaprus”, Ketut Suwidiarta, I Made Bakti Wiyasa, Loka Suara, Wayan Mardika dkk. Masing-masing pelukis menampilkan gaya khas masing-masing.
Somadita dan Jaya Kaprus mengangkat tema ikan merespons lokus lautan. Jika karya Somadita berjudul “High Protein” lebih pada aksentuasi bahwa ikan sumber protein tinggi, Jaya justru menonjolkan bahwa laut Bali kaya potensi. Potensi ini perlu dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat.
Suwidiarta menampilkan karya-karya yang menggambarkan potret sosial masyarakat kekinian. Salah satu karyanya berjudul “Bonsai dan Leak Nongnong”.
Sedangkan Bakti Wiyasa tampil dengan karya yang kental dengan nuansa Bali, seperti Song Sombah, arca Sangmong atau harimau lokal Bali, dan anjing lokal Bali. Karya ini mengandung pesan bahwa seni budaya dan ikon Bali mesti tetap dilestarikan di tengah gerusan budaya global.
Pelukis Loka Suara menampilkan tiga seri karya berjudul Ekspresi Wajah. Objeknya tiga figur laki-laki dengan karakter berbeda beda.
Sedangkan Mahardika dkk, menampilkan lukisan ciri khas Keliki yang detail dan rumit.
Selain lukisan, juga dipamerkan pernak pernik Bali dan kalung Om Kara.
Ketua Panitai Pameran Gde Palgunadi mengatakan pameran ini dalam upaya lebih menggairahkan aktivitas berkesenian para perupa dan perajin lokal Bali dengan membuka ruang apresiasi di berbagai tempat strategis, salah satunya Pelabuhan Benoa. (kmb/balipost)