Lomba mewarnai digelar serangkaian Bulan Bahasa. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Puluhan siswa PAUD di Bali adu kepiawaian mewarnai tokoh pewayangan Rama yang sedang berusaha memanah kijang. Mereka antusias mengikuti lomba tersebut serangkaian Bulan Bahasa Bali 2020 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Kamis (6/2).

Kegiatan lomba mewarnai menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk memotivasi anak-anak agar menggunakan bahasa Bali dan mencintai sastra Bali, khususnya melalui media gambar. Kepala Bidang Dokumentasi dan Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata berharap dengan siswa PAUD diajak untuk mewarnai, mereka menjadi lebih teringat dengan cerita-cerita yang terdapat dalam berbagai karya sastra, khususnya yang berbahasa Bali.

Baca juga:  Lomba Pidato Bahasa Bali, Diundang 16 Desa, Tampil Hanya Empat Peserta

“Jadi, anak-anak tidak saja bisa belajar bahasa Bali dengan mendengar dan membaca, tetapi bisa turut melakukan suatu aktivitas yang menyenangkan,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya pun sengaja memberikan durasi waktu untuk mewarnai lebih lama dibandingkan dengan perlombaan mewarnai pada umumnya agar anak-anak bisa lebih lama menghayati konsep-konsep bahasa Bali yang tertuang dalam gambar. Kalau biasanya lomba mewarnai idiberikan durasi waktu 1 jam, kali ini diberikan waktu untuk menyelesaikan hingga 1,5 jam.

Baca juga:  Resmikan Hari Penggunaan Busana Adat Bali, Bupati Suwirta Minta Tampil Sederhana dan Sopan

Perwakilan PAUD yang urung mengikuti lomba diantaranya dari Kabupaten Jembrana, Karangasem, dan Buleleng. “Mungkin karena faktor jarak yang lumayan jauh ke Denpasar, sehingga anak-anak tidak jadi mengikuti lomba mewarnai ini,” ujarnya.

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam kegiatan lomba mewarnai tingkat PAUD ini melibatkan tiga orang dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yakni I Made Ruta, Made Bendi Yudha, dan Agus Eka Cahyadi. “Lomba mewarnai ini menjadi salah satu langkah positif yang telah diambil Pemprov Bali. Dengan ada figur wayang yang harus diwarnai, sekaligus kita dapat memperkenalkan kesenian-kesenian yang ada di Bali,” ucap I Made Ruta. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Masih Minim, Penulisan Artikel Ilmiah Berbahasa Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *