DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah sempat diinformasikan hasil sampel babi mati mendadak positif African Swine Fever (ASF) oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, pada Jumat (7/2), ia justru meralatnya. Menurutnya kematian ini masih belum mengarah ke positif tetapi ke suspect ASF.
Dewa Indra melanjutkan dalam penentuan kasus epidemi penyakit ada tahapan-tahapan dalam konfirmasi yaitu tahap pengawasan, suspect kemudian barulah positif. “Jadi sekarang untuk kasus kematian babi ini masih pada suspect. Ini berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di Balai Veteriner Bali. Untuk hasil positif atau tidak masih menunggu hasil dari Balai Veteriner Medan, karena di sana kasus ASF pertama merebak,” ujarnya.
Terlepas hasilnya akan negatif atau positif, hal yang terpenting adalah mencegah agar penyakit ini tidak semakin berkembang. Karenanya Dewa Indra menegaskan agar peternak menerapkan biosecurty seperti menjaga kebersihan kandang, rutin melakukan sterilisasi kandang, mengurangi arus masuk keluar orang ke dalam kandang dan yang paling penting adalah memasak pakan babi dengan babi.
“Penyakit ini diduga dari makanan sisa, baik dari restauran maupun hotel yang diberikan pada babi dan tidak dimasak dengan benar. Karena itu diharapkan agar peternak dalam memberikan pakan kepada babi harus dimasak setidaknya sampai mendidih,” tegasnya.
Pihak pemerintah sendiri sudah melakukan penanganan secara masif, salah satunya pemberian bantuan disinfektan ke peternak dan penerapan biosecurity. Dan langkah-langkah penanganan ini bersama peternak telah memperlihatkan hasil dimana tidak lagi ditemukan kematian babi yang mengaraf atau berciri-ciri ke ASF. “Hari ini bahkan sudah nol,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)