DENPASAR, BALIPOST.com – Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar sedang meneliti tiga bentuk vaksin. Salah satunya vaksin African Swine Fever (ASF). Kepala BBVet Denpasar drh. I Wayan Masa Tenaya, M.Phil., Ph.D. mengatakan, pemerintah pusat sudah menunjuk tenaga ahli dari Universitas Udayana dan tim untuk membuat vaksin itu.
Salah satu tim ahlinya adalah tamatan Jerman. Dalam waktu dekat, akan ada jenis vaksin yang merupakan penemuan Indonesia.
Ada tiga vaksin yang diteliti yaitu vaksin rekombinan protein yang menggunakan teknologi molekuler. Tim yang membuat antara lain Prof. Mahardika dari FKH Udayana. Upaya kedua yaitu membuat killed vaksin, dengan meniru model-model pembuatan vaksin penyakit Jembrana pada sapi Bali.
“Saya pun tidak tinggal diam di kantor lab saya. Kami juga membuat tissue culture vaksin. Jika temuan tersebut efektif dan protektif pada babi, maka ini akan menjadi temuan pertama di Indonesia dan di dunia,” ungkapnya.
Dikatakan, rekayasa genetik ini tidak menggunakan sampel manapun. ‘’Beliau (peneliti) menggunakan informasi dari internet, dicari sekuens DNA-nya, dibuat secara sintetik, tidak mengambil bahan-bahan itu dari babi,’’ imbuhnya.
Meski belum diuji coba, karena pembuatan mulai dilakukan pada Januari 2020, namun pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan temuan-temuan, guna mengendalikan virus ASF. “Kasus baru ini bukanlah kasus yang menyebabkan menular kepada manusia sepanjang dimasak dengan baik. Mudah-mudahan kasusnya mereda seiring dengan ditemukannya vaksin,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)