Peternak mengubur babi yang mati. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Tingginya kematian babi yang dialami para peternak akhirnya ditanggapi Bupati Gianyar I Made Mahayastra. Bahkan Bupati menyebarkan surat edaran (SE) terkait himbauan biosecurity agar diberlakukan secara ketat.

Sementara Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Gianyar masih terus berupaya melakukan pendataan terkait kematian babi. Dalam surat edaran Bupati Gianyar nomor 524/389/Distan/2020 tertulis untuk menyikapi meningkatnya kasus kematian pada ternak babi, diimbau kepada masyarakat, khususnya peternak babi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dengan sejumlah langkah.

Langkah pertama ternak babi yang sudah mati harus dikubur. Poin kedua tidak menjual ternak yang sakit, untuk mencegah penularan.

Baca juga:  Soal Pelestarian Subak, Buleleng Siapkan Dana Hibah Karangasem Berupa BKK

Ketiga, pencegahan dengan menerpkan biosecurity ketat. Meliputi menjaga kebersihan dan sanitasi kandang serta melakukan penyemprotan disinfektan dua kali dalam sehari.

Pengawasan yang ketat tersahadap setiap orang yang keluar masuk kandang, sebelum keluar masuk kandang harus sudah menggunakan disinfektan.

Himbauan lainnya ialah semua peralatan seperti pakaian, sepatu, mobil, keranjang babi, dan peralatan harus disucihamakan. Selain itu juga mencegah masuknya hewan liar ke dalam kandang.

Poin terakhir dalam surat edaran yang ditandatangani Bupati Gianyar itu, disebutkan masih aman mengonsumsi daging babi jika berasal dari babi yang sehat dan dimasak sampai matang.

Baca juga:  Ketua DPC PDIP Badung Absen Webinar Penggunaan Endek

Sementara itu Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmas Vet) Dinas Pertanian Gianyar, I Made Santi Arka Wijaya mengatakan surat edaran Bupati Gianyar tersebut sudah disampaikan ke peternak. “Sudah terus kita sampaikan, terutama terkait biosecurity di areal kandang babi,” katanya.

Selain itu pihaknya masih berupaya melakukan pendataan terkait kepastian jumlah babi yang mati. Diakui sampai saat ini pihaknya masih menerima laporan yang lambat, sehingga sulit dilakukan pendataan. “Misal babi mati tiga minggu lalu, ini yang sulit kami data untuk memenuhi form, sehingga sampai saat ini kematian babi yang kami data jumlahnya masih puluhan,” katanya.

Baca juga:  Kopi Pasut, Pesan Kocing hingga Kerang Bambu

Santi Arka juga mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati babi yang sakit. Sebab sampai saat ini pihaknya masih menunggu kepastian terkait penyakit yang menyerang ternak babi di Gianyar. “Kita masih menunggu kepastian, apakah ini ASF atau bukan, obatnya juga memang belum kami miliki, sehingga kita tidak bisa berbuat banyak, kecuali pencegahan,” sebutnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *