GIANYAR, BALIPOST.com – Pascabertambahnya pasien positif COVID-19 di Gianyar yang merupakan pekerja migran Indonesia (PMI), sejumlah desa disebut menolak kedatangan PMI itu. Kondisi ini terjadi di Gianyar.
Bahkan, Ketua Satgas COVID-19 I Made Gede Wisnu Wijaya, Senin (13/4), mengakui hal ini. Namun ia enggan menjelaskan lebih detil soal lokasi penolakan PMI itu.
Ia mengatakan dulu ada ribuan PMI asal Gianyar yang mengadu nasib di luar negeri. Sekarang mereka sudah pulang secara bertahap.
Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Gianyar tercatat ada 368 PMI yang sudah pulang, terhitung sejak 16 Maret 2020 hingga Minggu (12/4). “Setiap pulang sudah data mereka,” ucapnya Sekda Gianyar ini.
Ditambahkan kini pihaknya melakukan antisipasi untuk PMI yang pulang belakangan. Sebab informasi yang ia terima sudah ada desa yang melakukan penolakan terhadap kedatangan PMI. “Kita antisipasi yang pulang belakangan ini, karena sekarang sudah mulai ditolak oleh masyarakat,” katanya.
Namun Sekda Gianyar enggan menjabarkan dimana saja terjadi penolakan. Dikatakan kini pihaknya hanya tengah melakukan penjajakan, untuk menyiapkan tempat karantina baru. “Kita sedang penjajakan memperluas tempat karantina baru, akan coba kita mulai, kita coba penjajakan dulu sejumlah sekolah,” katanya.
Dikatakan upaya ini bertujuan agar PMI sementara waktu mengurasi isolasi dengan orang lain. Selain itu segala keperluan konsumsi dan lainya dijamin oleh pemerintah di tempat karantina. “Yang penting orang itu diisolasi dan tidak keluar, terutama tidak kontak dengan orang lain yang masih sehat,” katanya.
Sebelumnya tim Satgas COVID-19 Gianyar turun ke Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang pada Minggu (12/4). Kedatangan petugas satgas COVID-19 berseragam lengkap itu untuk menjemput seorang warga desa setempat yang dinyatakan positif . Kini warga yang baru datang dari Amerika itu menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Sanjiwani Gianyar. (Manik Astajaya/balipst)