BANGLI, BALIPOST.com – Puluhan pekerja migran asal Bangli yang menjalani karantina di klinik pratama Bangli Husada Sejahtera di Kelurahan Bebalang, dipindahkan ke sebuah hotel di wilayah Badung, Kamis (16/4). Mereka akan dikarantina di hotel tersebut bersama puluhan pekerja migran asal Bangli lainnya yang datang belakangan.
Koordinator Humas Satgas Penanggulangan COVID-19 I Wayan Dirgayusa mengatakan total jumlah pekerja migran yang dipindah dari klinik pratama ke hotel di wilayah Badung ada 31 orang. Sebanyak 29 orang diantaranya merupakan pekerja migran yang menjalani karantina di klinik sejak Rabu (15/4).
“Sementara dua orang lainnya masing-masing berasal dari Desa Tiga dan satunya dari Desa Abuan. Yang dari Desa Tiga ini sebenarnya pekerja migran yang kemarin datang satu kloter, tapi dia langsung pulang ke rumahnya. Sehingga tadi dia dijemput oleh tim dinas kesehatan,” jelasnya.
Seluruh naker migran tersebut diantar ke hotel menggunakan kendaraan bus Damri. Kata Dirgayusa alasan mereka digeser ke hotel untuk memudahkan pengawasan oleh Satgas Kabupaten.
Bukan karena ada keluhan dari pekerja migran terkait tempat karantina. Pria yang juga Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian (Kominfosan) Kabupaten Bangli itu mengatakan nantinya pada hotel yang sama, 31 pekerja migran tersebut akan dikarantina dengan 24 orang pekerja migran asal Bangli yang baru datang dari luar negeri.
Sebanyak 24 pekerja migran yang baru datang itu sudah dijemput oleh Dishub Bangli dari Pelabuhan Benoa dan diantar ke hotel. Selama dikarantina di hotel, pengawasan dilakukan secara melekat oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli. “Kita sudah bagi tim. Jadi di sana ada pengawasan melekat sampai karantina berakhir,” terangnya.
Kata Dirgayusa, ini baru awal. Kemugkinan ada sekitar ratusan pekerja migran asal Bangli yang akan datang menyusul. Dirgayusa menegaskan para pekerja migran yang dikarantina oleh Satgas Kabupaten semuanya sudah menjalani tes kesehatan selama beberapa kali dan hasilnya negatif. “Jadi bukan positif. Mereka dikarantina karena memang harus memenuhi SOP saja,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)