Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Diantara berbagai jenis koperasi, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) paling berpotensi terdampak COVID-19. Setidaknya dalam 3 atau 4 bulan kedepan.

“Itu pasti, karena orang yang pinjam uang di koperasi kan tidak bisa bayar. Kemudian para penabung yang punya simpanan, tabungan, kan ditarik,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Wayan Mardiana dikonfirmasi, Jumat (17/4).

Menurut Mardiana, koperasi akan kesulitan dalam hal likuiditas sehingga bisa membuat kolaps. Mengingat, modal koperasi bersumber dari anggota. “Kalau semua simpanan ditarik dalam situasi seperti ini, lalu yang pinjam tidak bisa membayar, kan koperasi jadi tidak punya modal,” paparnya.

Baca juga:  Kredit Tumbuh 20,90 Persen, BPR Lestari Bali Kembali Jalin Kerjasama Linkage dengan Maybank

Untuk mengantisipasi hal ini, Mardiana menyebut sedang dipersiapkan stimulus untuk koperasi sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo. “Seperti kata Presiden, jangan sampai mereka bangkrut,” jelasnya.

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mencatat saat ini ada 5016 koperasi di seluruh Bali. Dari jumlah itu, sebanyak 1299 merupakan KSP. Terbanyak ada di Tabanan yakni 285 KSP, lalu Denpasar sebanyak 277 KSP, Gianyar 163 KSP, Karangasem 127 KSP, Badung 108 KSP, binaan provinsi 102 KSP, Buleleng 91 KSP, Klungkung 60 KSP, Bangli 49 KSP, dan Jembrana 37 KSP. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Kelesuan Ekonomi Tak Pengaruhi Pengembalian Dana Bergulir Koperasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *